OneWeb Luncurkan 36 Satelit Komunikasi untuk Kuasai Jaringan Internet Dunia, Beroperasi di Lintang Utara 50
JAKARTA – Perusahaan teknologi yang berbasis di Inggris, OneWeb, meluncurkan 36 satelit komunikasi ke luar angkasa dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada Senin, 27 Desember yang juga disiarkan secara langsung lewat kanal mereka.
Dilporkan oleh Reuters, OneWeb telah meluncurkan satelit ke orbit sebagai bagian dari rencananya untuk memberikan akses internet berkecepatan tinggi secara global.
"Peluncuran #12 merupakan yang terakhir dalam urutan delapan peluncuran yang dijadwalkan pada 2021 oleh OneWeb dengan mitra peluncuran Arianespace," kata perusahaan itu di situs webnya. Perusahaan layanan peluncuran global Prancis Arianespace, OneWeb dan badan antariksa Rusia Roscosmos semuanya menyiarkan peluncuran tersebut secara live.
Awal tahun ini, OneWeb mengatakan peluncuran dari Timur Jauh Rusia akan memungkinkannya untuk menawarkan konektivitas internet di mana-mana, di utara garis lintang 50 derajat.
OneWeb telah mendaftarkan Inggris Raya, Alaska, Eropa Utara, Greenland, Islandia, benua AS, Laut Arktik, dan Kanada sebagai wilayah yang harus ditawarkan untuk mendapatkan konektivitas penuh.
Baca juga:
- Ferrari Gandeng Velas Network untuk Jadi Sponsor Konten Digital di Ajang Balap Online
- Lakukan Ini Supaya Baterai Ponsel Lebih Awet Saat Digunakan untuk Tethering Hotspot
- File PowerPoint Bisa Diubah ke Google Slide dengan Mudah, Begini Caranya
- Cara Membuat Playlist Lagu Favorit di Spotify Menggunakan Ponsel
Kantor berita Interfax mengatakan satelit, yang diluncurkan dengan roket Soyuz-2.1b, akan dipisahkan secara bertahap.
OneWeb melanjutkan penerbangan Desember lalu setelah keluar dari perlindungan kebangkrutan dengan investasi ekuitas 1 miliar dolar AS dari konsorsium pemerintah Inggris dan Bharti Enterprises India, pemilik barunya.
Mereka juga telah menerima investasi dari Softbank Jepang dan Eutelsat Communications, dan pembiayaan lebih lanjut dari Bharti. OneWeb telah mendapatkan total dana tambahan 2,4 miliar dolar AS (Rp34,1 triliun).