PKS: KAMI dan KITA Jadi Tidak Sehat Kalau Buat Masyarakat Tak Simpatik

JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menganggap gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) berpotensi tak menyehatkan sistem demokrasi jika saling bertentangan.

Mardani mengatakan, kehadiran KAMI dan KITA baik untuk mengakomodasi aspirasi masyarakat. Sebab, Indonesia sebagai negara demokrasi membebaskan siapa pun untuk mengeluarkan pendapatnya.

"KAMI dan KITA jadi tidak sehat kalau cara penyampaiannya ternyata tidak membuat masyarakat simpati, jadi malah antipati kepada politik," kata Mardani kepada VOI, Jumat, 21 Agustus.

Mardani menyebut PKS memiliki kesamaan ideologi dengan KAMI, yakni mengkritisi kebijakan pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Di sisi lain, Mardani mengaku dirinya juga memiliki hubungan baik dengan deklarator KITA, yakni Maman Imanulhaq.

"KAMI dan KITA harus terus membawakan politik yang sehat, demokrasi yang sehat, dan memberikan optimisme bagi masyarakat," katanya.

Dia mengajak kedua gerakan yang sama-sama baru dibentuk ini untuk mengadu gagasan dan narasi yang sehat, serta membawa ide besar untuk membangun dan memajukan bangsa.

"Bukan saatnya kita berpecah, bukan saatnya kita terkotak-kotak, saatnya kita bersatu membangun bangsa menghadapi pandemi COVID-19," ujar Mardani.

KAMI dideklarasikan oleh Din Syamsuddin bersama sejumlah tokoh termasuk mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo pada 18 Agustus.  Din Syamsuddin menegaskan, KAMI dibentuk sebagai gerakan moral. 

Setelahnya, muncul gerakan baru, KITA, yang diusung pro Jokowi. Penggagas gerakan ini menepis KITA menjadi tandingan KAMI.

"KITA bergerak dalam politik kesadaran yang berusaha membangun masyarakat-yang-terbayang (imagined community) Indonesia yang kreatif dan berkelanjutan,” ujar Koordinator KITA, Maman Imanulhaq.