Ikuti Jejak Epic Games, Penerbit AS Minta Apple Turunkan Pajak di App Store

JAKARTA - Sejumlah penerbit berita di Amerika Serikat (AS), Digital Next Content ikut bergabung dalam daftar perusahaan dan developer aplikasi yang mengkritik ketentuan pajak atau komisi Apple, melalui App Store. Mereka mengklaim jika penarikan komisi atau pajak 30 persen tidak adil dan berpotensi melaukan monopoli dagang. 

Asosiasi perdagangan media digital tersebut, mencakup surat kabar seperti The New York Times, The Washington Post, Vox Media. Sejumlah media digital maupun lembaga penyiaran itu juga mengirimkan surat terbuka kepada CEO Apple Tim Cook pada Kamis lalu. 

Mereka mempertanyakan kebijakan yang diambil oleh Apple terkait besaran komisi dari setiap aplikasi yang ada di App Store. Termasuk dengan negosiasi dari besaran pajak, seperti yang dilakukan Apple kepada Amazon yang hanya dikenakan 15 persen dari apllikasi video Prime, pada 2016. 

"Kami ingin tahu kondisi apa yang harus dipenuhi oleh anggota kami. Perusahaan konten digital berkualitas tinggi, agar memenuhi syarat untuk pengaturan yang diterima Amazon untuk aplikasi Amazon Prime Video di Apple App Store," tulis CEO Digital Content Next Jason Kint seperti diwartakan CNET, Jumat 21 Agustus.

Dalam suratnya, Kint mengemukakan tanggapan Cook mengenai kesepakatan Amazon, di mana Cook mengatakan persyaratan tersebut tersedia untuk pengembang mana pun yang "memenuhi persyaratan." 

Di samping itu, Cook tidak pernah mengklarifikasi menyoal persyaratan tersebut. Kemungkinan, CEO Amazon Jeff Bezos secara pribadi bernegosiasi dengan wakil presiden senior Apple Eddy Cue untuk mengamankan persyaratan.

Adapun pajak Apple saat ini sedang diselidiki Uni Eropa atas dugaan anti-persaingan dan memonopoli keuntungan dari setiap aplikasi yang ada di App Store. Di samping dengan gugatan yang dilayangkan Epic Games kepada Apple karena telah memblokir Fortnite dari App Store. 

Sebelumnya, asosiasi penerbit berita ini juga keberatan dengan langkah Apple yang memperkenalkan media agregator Apple News. Lantaran aplikasi ini tak banyak membantu penerbit dalam memonetisasi konten yang dibagikan di platform-nya. 

New York Times terang-terangan menolak untuk berpartisipasi dalam Apple News Plus. Terlebih ketentuan platform yang dilaporkan tidak menguntungkan bagi penerbit, ketika semua artikelnya dikurasi ke dalam Apple News baik versi standar dan gratis.