Kepolisian Nasional Filipina Sebut Korban Tewas Akibat Topan Rai Bertambah Jadi 208 Jiwa

JAKARTA - Jumlah korban tewas yang disebabkan oleh Topan Rai di Filipina melonjak pesat menjadi 208 jiwa, setelah badai itu mengukir jejak kehancuran di provinsi tengah dan selatan akhir pekan lalu, kata juru bicara kepolisian nasional, Senin.

Ada 52 orang masih hilang, menurut data polisi, karena upaya bantuan terus berlanjut menyusul salah satu topan paling mematikan yang melanda negara Asia Tenggara itu.

Polisi telah dikerahkan untuk operasi bantuan dan untuk memastikan ketertiban di daerah yang dilanda bencana, kata juru bicara kepolisian nasional Roderick Alba seperti mengutip Reuters 20 Desember.

Jumlah korban yang disebutkan polisi jauh lebih tinggi dari 58 kematian yang tercatat oleh badan bencana nasional hingga saat ini. Kendati, badan itu mengatakan masih memvalidasi laporan dari daerah yang terkena dampak.

Lebih dari setengah kematian yang dilaporkan oleh polisi adalah kematian di wilayah Visayas tengah, yang meliputi Provinsi Bohol, rumah bagi beberapa tujuan wisata paling populer di negara itu, termasuk tempat menyelam.

Pada Hari Minggu, Gubernur Bohol Arthur Yap melaporkan 74 kematian di provinsinya, mengutip sebagian laporan yang menurutnya telah diverifikasi oleh departemen kesehatan dan pejabat pemerintah setempat.

Sementara itu, operasi bantuan telah dipercepat tetapi tetap terhambat oleh kerusakan yang disebabkan oleh komunikasi dan saluran listrik, yang belum dipulihkan di banyak daerah yang hancur.

Untuk diketahui, Topan Rai telah membuat hampir 490.000 orang di Filipina mengungsi, sebelum bergerak menuju Laut Cina Selatan selama akhir pekan, juga meninggalkan kehancuran besar di Provinsi Cebu, Leyte, dan Surigao del Norte, termasuk tujuan selancar populer Siargao, dan Kepulauan Dinagat.

Sementara itu, Presiden Rodrigo Duterte telah berkomitmen untuk mengucurkan dana sekitar 2 miliar peso (40 juta dolar AS) ke provinsi-provinsi yang dilanda topan untuk membantu upaya pemulihan.