Takut Data Internet Disadap China, Biden Izinkan Google dan Meta Gunakan Jaringan Kabel Bawah Laut AS
JAKARTA – Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada Jumat, 17 Desember merekomendasikan Google Alphabet dan induk Facebook , Meta Platform Inc., mendapatkan izin untuk menggunakan sistem kabel bawah laut guna menangani lalu lintas internet yang meningkat antara AS dan Asia.
Administrasi mendesak Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk memberikan lisensi bagi perusahaan untuk mengirim dan menerima data pada Jaringan Kabel Cahaya Pasifik 8.000 mil yang ada. Sistem kabel serat optik bawah laut menghubungkan Amerika Serikat, Taiwan, Filipina, dan Hong Kong.
Kabel bawah laut mentransmisikan hampir semua lalu lintas data internet dunia. Meta meminta izin untuk menggunakan bagian Filipina-ke-Amerika Serikat, sementara Google telah meminta izin untuk terhubung ke Taiwan.
Kedua perusahaan tersebut berkomitmen untuk melindungi privasi dan keamanan data Amerika, terutama terhadap operasi intelijen China.
Rencana sebelumnya Google dan Meta akan menggunakan kabel jaringan ke Hong Kong, yang dikendalikan oleh Beijing. Namun proposal itu akhirnya dibatalkan. Beberapa lembaga pemerintah AS merekomendasikan untuk memblokir rencana itu pada tahun 2020.
Dilaporkan oleh Reuters, Departemen Kehakiman mengatakan perjanjian keamanan nasional dengan Google dan Meta diperlukan mengingat "upaya berkelanjutan China untuk memperoleh data pribadi sensitif jutaan orang AS."
Menanggapi pemberitaan Reuters ini Kedutaan Besar China di Washington dan Google tidak segera berkomentar, saat dimintai tanggapannya.
Baca juga:
- Kasus Meningkat dengan Beragam Modus dan Pelaku, PKB Harap Muktamar NU Keluarkan Rekomendasi Soal Kekerasan Seksual
- Ketua PBNU Tegaskan Tak Ada Intervensi Pemerintah pada Muktamar ke-34
- Komisi Pendidikan DPR Dukung PMII Bendung Gerakan Radikal dan Sekuler
- Kocak! Berbagi Resep Makin Dicintai Istri, Netizen Malah Minta Ganjar Pranowo Versi 25 Tahun Dijadikan 'Bojoku'
Google mengatakan pada tahun 2020 bahwa mereka membutuhkan koneksi data untuk menangani lalu lintas yang meningkat antara pusat datanya di Taiwan dan Amerika Serikat.
Seorang juru bicara Meta mengatakan "sistem kabel meningkatkan kapasitas internet" antara Amerika Serikat dan Filipina "untuk membantu orang tetap terhubung dan berbagi konten." “Kabelnya aman dan data dilindungi melalui enkripsi canggih,” kata sumber tersebut.
Berdasarkan perjanjian, Google dan Meta, harus melakukan penilaian risiko tahunan terhadap data sensitif. Mereka juga harus dapat membatasi atau menghentikan lalu lintas data melalui kabel dalam waktu 24 jam.
Sekitar 300 kabel bawah laut telah membentuk tulang punggung internet dunia dan membawa 99% lalu lintas data dunia.