KPK: Orang Pandai Tapi Tidak Berintegritas Lebih Berbahaya Daripada Orang Bodoh Punya Integritas
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron meminta proses pendidikan di Indonesia harus diisi dibarengi dengan penerapan integritas. Hal ini diseebut penting karena negara akan merugi jika memiliki generasi yang tidak berintegritas.
Pernyataan ini disampaikan Ghufron saat mengisi acara Peluncuran Strategi Nasional Pendidikan Antikorupsi. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2021 yang akan diperingati pada 9 Desember mendatang.
"Kami hanya ingin menitipkan bahwa proses pendidikan kita diisi dengan integritas. Karena ketidakintegritasan bukan hanya merugikan tapi berbahaya," kata Ghufron dalam acara yang ditayangkan secara daring, Selasa, 7 Desember.
"Orang pandai tapi tidak berintegritas lebih berbahaya daripada orang bodoh tapi berintegritas. Tapi, dua-duanya tentu kita tidak menginginkan karena tidak mungkin kita hanya berharap pada orang bodoh walaupun dia berintegritas," imbuhnya.
Ghufron berharap generasi mendatang merupakan mereka yang berilmu tinggi, cerdas, dan terampil tapi memiliki integritas. Sehingga, ke depan generasi antikorupsi bisa duduk sebagai pejabat bangsa dan tidak akan melakukan praktik korupsi.
Namun, harapan ini hanya bisa dicapai jika stakeholder terkait seperti Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang membawahi pendidikan dari mulai usia dini hingga perguruan tinggi, Kementerian Agama yang bertanggung jawab atas madrasah dan pesantren, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai pemilik sekolah kedinasan, dan KemenPAN-RB sebagai muara dari lulusan sekolah yang menjadi aparatur sipil negara bekerja sama dengan KPK.
"Dengan bergotong royong tidak ada yang sulit untuk memberantas korupsi. Kalau kita komit atas visi yang sama untuk memberantas korupsi dari pendidikan karakter, pendidikan integritas maka kita bisa berharap masa depan kita akan melahirkan generasi-generasi yang berintegritas," ungkap Ghufron.
Baca juga:
Apalagi, dengan berintegritas para generasi muda bisa terhindar dari tindak pidana seperti korupsi, radikalisme, hingga narkotika. "Karena sesungguhnya baik intoleran, korupsi, radikal itu bermuara dari itu yaitu ketidakmampuan kita membentuk kader bangsa yang berintegritas," tegasnya.
"Bahwa pendidikan kita mencetak karakter manusia yang spiritual keagamaannya tinggi, pengendalian dirinya tinggi, kepribadiannya tinggi, cerdas terampil dan berakhlak. Enam hal ini adalah mimpi kita semua kalau sudah tercapai, insyallah, kader-kader, para pejabat-pejabat kita kedepan akan antikorupsi," pungkasnya.