Hancurkan Sembilan Ton Gading adalah Cara Singapura Lindungi Gajah

JAKARTA - Pemerintah Singapura menghancurkan sembilan ton gading gajah. Hal itu dilakukan untuk merayakan Hari Gajah Sedunia. Sekaligus simbol, Singapura berkomitmen melawan perdagangan produk ilegal dari satwa dilindungi. Termasuk perdagangan gading gajah.

Melansir Reuters, dalam acara penghancuran gading gajah yang disiarkan secara online, tampak para pekerja mengeluarkan gading untuk segera dihancurkan oleh mesin penghancur batu. Penghancuran akan berhari-hari sebelum kemudian dibakar.

"Penghancuran gading gajah akan mencegah orang-orang memasuki kembali pasar dan akan mengganggu rantai pasokan global gading yang diperdagangkan secara ilegal," kata Dewan Taman Nasional.

Diperkirakan, seratus gajah Afrika dibunuh setiap hari oleh pemburu yang mencari gading, daging, dan bagian tubuh dari gajah. Jumlah gajah yang kini tersisa di alam liar, menurut perkiraan ahli lingkungan hanya empat ratus ekor.

Sebagian besar permintaan gading gajah berasal dari negara-negara Asia, seperti China dan Vietnam. Negara-negara tersebut menjadikan gading gajah sebagai perhiasan dan ornamen dengan harga tinggi.

Singapura, sebagai negara tempat transitnya perdagangan gading merasa terusik. Karenanya, Singapura akan melarang perdagangan gading di dalam negeri mulai September 2021.

“Perburuan gajah berada pada level krisis di Asia dan Afrika karena perdagangan ilegal,” kata CEO World Wide Fund for Nature Singapura, R. Raghunathan.

Tak hanya itu. Raghunathan mengatakan penghancuran gading di Singapura menjadi bukti bahwa negara tersebut memiliki tekad kuat dalam memutus mata rantai perdagangan produk dari satwa liar, entah itu gading gajah yang transit atau yang dijual di Singapura.