Siapkan Rumah Sakit untuk Antisipasi Varian Omicron, Presiden Afrika Selatan: Kami Awasi Infeksi dan Rawat Inap
JAKARTA - Otoritas Afrika Selatan sedang mempersiapkan rumah sakitnya untuk menerima lebih banyak pasien, seiring dengan varian Omicron virus corona mendorong negara itu ke dalam gelombang keempat COVID-19, Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan pada Hari Senin.
Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu, memicu kekhawatiran global karena pemerintah khawatir akan lonjakan infeksi lainnya.
Infeksi harian Afrika Selatan melonjak pekan lalu menjadi lebih dari 16.000 kasus pada Hari Jumat, dari sekitar 2.300 pada Hari Senin pekan lalu.
Presiden Ramaphosa mengatakan dalam buletin mingguan, varian Omicron tampaknya mendominasi kasus baru di sebagian besar dari sembilan provinsi di negara itu, mendesak lebih banyak orang untuk divaksinasi terhadap COVID-19.
"Afrika Selatan sekarang memiliki persediaan vaksin yang cukup. Vaksinasi sangat penting untuk pemulihan ekonomi kita karena semakin banyak orang yang divaksinasi, semakin banyak bidang kegiatan ekonomi yang akan dibuka," ujar Presiden Ramaphosa mengutip Reuters 6 Desember.
Pemerintah akan segera mengadakan Dewan Komando Coronavirus Nasional untuk meninjau keadaan pandemi, untuk memutuskan apakah tindakan lebih lanjut diperlukan untuk menjaga orang tetap aman, kata Ramaphosa.
Sementara, para ilmuwan di Afrika Selatan dan negara-negara lain berlomba untuk menentukan apakah Omicron lebih menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah dan lebih tahan terhadap vaksin yang ada.
Baca juga:
- Lulus Pelatihan Komando di Turki, Pasukan Khusus Somalia Siap Hadapi Kelompok Teroris Al-Shabab
- Jadi Negara Ketiga di Afrika Barat Laporkan Varian Omicron, Senegal Langsung Umumkan Tiga Kasus Infeksi
- Pakar Sebut Antibodi Varian Delta Mungkin Tidak Melindungi dari Infeksi Varian Omicron
- Pemerintah Persatuan Nasional: 1.222 Warga Tewas di Tangan Rezim Militer Myanmar, Termasuk 98 Anak dan 89 Wanita
Tetapi, beberapa catatan anekdotal dari dokter dan ahli di Afrika Selatan meyakinkan, menunjukkan bahwa banyak infeksi yang disebabkannya ringan.
"Kami terus mengawasi tingkat infeksi dan rawat inap," pungkas Presiden Ramaphosa.