Transjakarta Mengaku Sedang Bangun Klinik Kesehatan, Tapi Belum Tahu Jumlah yang Akan Dibangun
JAKARTA – Sebagai upaya perbaikan kinerja, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) mengaku telah menggandeng sejumlah klinik untuk memeriksa kesehatan sopir. Hal itu dituju agar pramudi atau sopir dalam kondisi sehat saat bertugas.
"Kami kerja sama klinik pratama sekitar depo," kata Direktur Utama TransJakarta Mochammad Yana Aditya mengutip Antara, Sabtu 4 Desember.
Tak hanya itu, pihaknya mengaku mendirikan klinik di depo TransJakarta. Namun Yana belum memberikan rincian jumlah klinik pratama yang diajak bekerja sama dan jumlah klinik kesehatan di depo yang rencananya akan didirikan.
"Pastinya ini semua dalam proses memastikan pengemudi sehat, bisa berjalan baik," ujarnya.
Baca juga:
- Sering Kecelakaan, Pemprov DKI: Ada Indikasi Kinerja Transjakarta Tak Dilakukan Optimal
- Buntut Kecelakaan Beruntun, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Prosedur Keselamatan
- Kepulan Asap Bus TransJakarta di Kawasan Senen, Azas Tigor Sebut Gubernur DKI Harus Segera Lakukan Evaluasi
- VIDEO: Sopir Diduga Terserang Epilepsi, Penyebab Kecelakaan Maut TransJakarta di MT Haryono
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz meminta TransJakarta menyediakan klinik kesehatan di setiap depo untuk memeriksa kesehatan sopir sebelum bertugas.
Penyediaan klinik kesehatan dinilai penting untuk memastikan kesehatan sopir mengingat faktor manusia menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan.
Klinik di setiap depo merupakan salah satu rekomendasi yang diberikan anggota dewan ketika terjadi kecelakaan bus TransJakarta di Halte Cawang, Jakarta Timur pada 25 Oktober 2021.
Tabrakan bus TransJakarta itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia yakni sopir dan penumpang. Rencananya, Senin 6 Desember, Komisi B DPRD DKI akan memanggil manajemen TransJakarta untuk klarifikasi soal rentetan lima kecelakaan dalam 40 hari terakhir.