Pria Ini Paham Gajah Mada, Diponegoro, Joyoboyo, Hingga Ronggowarsito, dan Dia Adalah Dubes Ukraina
SEMARANG - Biasanya, sejumlah duta besar dari negara-negara asing datang ke Jawa Tengah untuk membahas soal kerjasama dan investasi. Tapi tidak dengan Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin. Dia bertemu Gubernur Ganjar Pranowo dan membahas tentang budaya dan seni tradisional.
Hal itu tentu saja membuat Ganjar terkejut. Apalagi, Dubes Ukraina ini begitu paham dengan sejarah bangsa Indonesia dari sejumlah buku yang dibacanya.
"Kami orang Ukraina tahu bahwa Jawa Tengah adalah jantung dan jiwa Indonesia. Di Ukraina, banyak buku tentang budaya dan sastra dari Indonesia. Saya pernah membaca Joyoboyo, Ronggowarsito dan buku-buku sejarah lainnya," kata Vasyl.
Vasyl juga membuat Ganjar terkagum-kagum dengan cerita tentang pengetahuannya perihal Gajah Mada hingga Pangeran Diponegoro. Vasyl bahkan mengatakan bahwa Indonesia sangat hebat karena bisa mempersatukan keragaman suku, agama, ras dan budaya yang beranekaragam dengan panji Bhineka Tunggal Ika.
"Kami orang Ukraina juga hampir sama dengan Indonesia. Kami berjuang melawan penjajah sekitar 300 tahun dan kami juga punya pahlawan-pahlawan seperti Pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman dan lainnya. Kami juga punya banyak suku dan agama," jelasnya.
Pernyataan Dubes Ukraina itu membuat Ganjar terpana. Ia tak menyangka, pengetahuan akan budaya dan tradisi Indonesia begitu dipahami oleh masyarakat Ukraina. Bahkan, Ganjar diberi cinderamata oleh Vasyl buku berbahasa Jawa berjudul Poestakaradja Poerwa yang ia bawa langsung dari Ukraina.
"Saya seumur-umur dapat kunjungan duta besar, baru kali ini merasa luar biasa. Dubes Ukraina ini luar biasa, yang beliau ceritakan pertama kali beliah sangat paham Gajah Mada, Diponegoro bahkan Ronggowarsito. Beliau ini hebat menurut saya, karena tidak hanya bicara praktis kerja sama, namun ke nilai-nilai filosofis," kata Ganjar.
Ukraina lanjut Ganjar memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia. Dan yang membuat bangga, meski sama-sama memiliki banyak suku, agama, ras dan golongan, Dubes Ukraina ini memuji Indonesia karena semua bisa disatukan di bawah panji-panji Bhineka Tunggal Ika.
Baca juga:
- Ganjar Minta Pemerintah Pusat Tak Asal Beri Izin Penambangan, Khawatir Lereng Merapi Bakal Rusak
- Sri Mulyani: Indonesia Manfaatkan Presidensi G20 untuk Percepat Inklusi Keuangan Digital
- Elektabilitas Lampaui AHY-Anies di Survei, Gibran 'Jokowi': Ora Mungkin, Ngawur Itu, Saya Fokus di Solo
- Disebut Duet Terkuat, Akankah Pasangan Prabowo-Puan Terwujud di Pilpres 2024?
"Itu beliau sendiri yang mengatakan, maka ini sesuatu yang membuat kita bangga. Betapa nilai-nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika oleh masyarakat Ukraina dipahami sebagai sesuatu untuk bisa mempersatukan," jelasnya.
Biasanya lanjut dia, jika ada kunjungan dubes, pembahasan berkaitan dengan hal-hal yang praktis. Tapi hari ini tidak, ia bersama Dubes Ukraina membahas tentang hal-hal bersifat filosofis yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara.
"Menurut saya ini sangat menarik, dan tentu saja ada beberapa hal yang sifatnya lebih teknis, terkait kerjasama akan kita tindaklanjuti di kemudian hari. Banyak potensi kerjasama yang bisa kita kerjakan," pungkasnya.
Ditemui usai acara, Dubes Ukraina, Vasyl Hamianin sengaja datang ke Jateng karena menilai provinsi ini adalah akar dari negara Indonesia. Garuda Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika diambil dari bahasa Jawa, Sansekerta yang membuatnya sangat tertarik datang ke provinsi ini.
"Sangat penting untuk saya mengenal dan datang ke Jawa Tengah. Saya baru sebulan di Indonesia, tidak tahu apapun tentang Indonesia. Jadi, saya mencari tahu soal akar dan pondasi untuk mengetahui Indonesia. Jika kita tahu, maka kita bisa menjadi teman, bisa bekerjasama demi kemakmuran dan kemajuan rakyat masing-masing," kata Vasyl.