Penipuan Online Meledak di Inggris, John Glenn Usulkan RUU Antipenipuan Daring
JAKARTA – Menteri Jasa Keuangan Inggris, John Glen mengatakan kepada anggota parlemen, bahwa pemerintah Inggris kini terbuka untuk membuat undang-undang guna menghentikan ledakan iklan penipuan online yang menjadi sumber penipuan yang signifikan di negara itu akhir-akhir ini.
Kelompok dan juru kampanye korban penipuan online telah menyerukan agar iklan penipuan dimasukkan dalam RUU Keamanan Daring yang direncanakan oleh pemerintah, yang saat ini hanya mencakup konten yang dibuat pengguna.
"Kami sangat bersimpati dengan itu," kata Glen kepada Treasury Select Committee, seperti dilaporkan oleh Reuters. "Ini adalah masalah besar. Ini adalah peluang signifikan tanpa adanya solusi yang lebih baik."
Rekor penipuan online Inggris mencapai 754 juta pound (Rp 14,3 triliun) dicuri dalam enam bulan pertama tahun ini. Angka ini naik 30% dari periode yang sama pada tahun 2020, menurut data dari badan industri perbankan UK Finance. Bahkan angka ini naik lebih dari 60% dibandingkan tahun 2017, ketika mereka mulai menyusun angka-angka kerugian itu.
Beberapa departemen pemerintah dilibatkan dalam upaya menghentikan penipuan online, yang justru menimbulkan kekhawatiran di antara anggota komite bahwa solusi yang diperlukan terlalu lambat untuk muncul.
"Kamu sangat pandai menggambarkan betapa sulitnya itu semua, tetapi apa yang sebenarnya akan kamu lakukan?" kata anggota parlemen Angela Eagle, dikutip Reuters.
Glen mengatakan kementerian keuangan bekerja sama dengan kementerian digital, budaya, media dan olahraga (DCMS) - yang juga melihat masalah penipuan online - untuk mencoba dan menemukan solusi terbaik.
Baca juga:
Komite Keuangan sebelumnya telah memberi tahu perwakilan dari Facebook, Google, Amazon dan eBay bahwa mereka perlu berbuat lebih banyak untuk memerangi penipuan online ini.
Pakar keamanan siber dan bank mengatakan Inggris telah menjadi target global untuk serangan penipuan karena pemolisian yang relatif ringan terhadap kejahatan terkait penipuan, infrastruktur pembayaran super cepat, dan penggunaan bahasa Inggris yang paling banyak digunakan di dunia.
"Ini adalah prioritas mutlak. Saya tidak puas di mana kita berada dalam hal ini," kata Glen, seraya menambahkan bahwa pencegahan perlu menjadi bagian besar dari tanggapan.
"Tantangannya adalah bagaimana kita bisa membuat intervensi efektif yang benar-benar akan menekan ini," kata Glen.