Lagu Indonesia Raya Dipotong, Sekjen PERBASI: Tak Perlu Terjadi Jika Lebanon Konsen dengan Tanggung Jawabnya sebagai Tuan Rumah

JAKARTA - Kejadian kurang mengenakan terjadi ketika timnas basket Indonesia tampil di laga perdana Kualifikasi Piala Dunia FIBA Asia 2023 pada Sabtu, 27 November. Saat itu terjadi insiden di mana lagu Indonesia Raya diputar namun tidak tuntas.

Situasi itu memicu protes dari Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP PERBASI) yang langsung mengirimkan surat protes kepada Lebanon selaku tuan rumah.

“Saat insiden, PP PERBASI langsung melayangkan surat protes kepada FIBA Asia dan FIBA langsung merespons dengan meminta maaf kepada Indonesia,” ujar Sekjen PP PERBASI Nirmala Dewi saat dihubungi VOI pada Senin, 29 November.

Diketahui, peristiwa pemutaran lagu Indonesia Raya yang tak tuntas itu terjadi sebelum pertandingan yang berlangsung di Gelanggang Olahraga Nouhad Nawfal, Zouk Mikael, Lebanon. Saat itu, lagu ciptaan WR Soepratman ini diputar hanya sampai ‘marilah kita berseru, Indonesia bersatu’.

Menyadari lagu kebangsaan diputar tidak sampai tuntas, pihak manajemen dan pemain langsung merespons dengan saling pandang karena bingung. Mereka merasa aneh karena tak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya secara utuh.

Kendati pihak FIBA Asia telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden itu, tapi Nirmala tetap menyayangkan situasi yang terjadi. Ia menyebut seharusnya pihak penyelenggara lebih bertanggung jawab.

“Seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi jika tuan rumah konsen dengan tanggung jawabnya sebagai tuan rumah,” lanjut Nirmala.

Sekjen PP PERBASI itu juga mengaku kecewa lantaran selepas insiden pihak penyelenggara tak berusaha untuk memperbaiki atau memutar lagi secara lengkap. Mereka justru seolah melakukan pembiaran dan malah melanjutkan memutar lagu kebangsaan tuan rumah.

“Kecewa sekali, setelah dipotong. Tidak dilanjutkan atau diperbaiki tetapi langsung masuk ke lagu kebangsaan mereka,” tandasnya.