Lagi! AS Blacklist Delapan Perusahaan Teknologi China Ekspor Komputer Kuantum

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) kembali menjatuhkan larangan untuk menjual peralatan kepada China. Kali ini negara tersebut mencegah siapapun mengekspor teknologi komputasi kuantum.

Melalui Departemen Perdagangan AS, mereka telah memasukan delapan perusahaan dan laboratorium China ke dalam daftar hitam. Pemerintah AS khawatir dan mencegah Negara Tirai Bambu itu mendekripsi komunikasi sensitif AS dan mengembangkan teknologi militer baru.

"Perdagangan dan perdagangan global harus mendukung perdamaian, kemakmuran, dan pekerjaan bergaji tinggi, bukan risiko keamanan nasional," tegas Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo.

Kedelapan perusahaan tersebut meliputi Hangzhou Zhongke Microelectronics Co Ltd, Hunan Goke Microelectronics, New H3C Semiconductor Technologies Co Ltd, Xi'an Aerospace Huaxun Technology dan Yunchip Microelectronics. Kemudian, Laboratorium Nasional Hefei untuk Ilmu Fisika di Microscale, QuantumCTek dan Shanghai QuantumCTeck Co Ltd.

Melansir CNET, Kamis, 25 November, meskipun secara teknologi masih belum matang, komputer kuantum jika dikembangkan dapat memecahkan enkripsi konvensional. Pemerintah AS juga memimpin program aktif untuk mengembangkan kriptografi pasca-kuantum.

Namun, komunikasi yang disadap hari ini dapat terungkap jika komputer kuantum menjadi cukup kuat. Komputer kuantum sendiri memanfaatkan fisika ultrasmall untuk melakukan jenis komputasi yang sangat berbeda dari chip komputer konvensional di ponsel, laptop, dan superkomputer saat ini.

Tetapi sekarang mereka hanya bekerja pada skala kecil, bisa rentan terhadap kesalahan yang menggagalkan perhitungan dan cukup rewel untuk membutuhkan kondisi sangat dingin.

Di samping itu, pemerintah AS juga menunjuk risiko militer komputasi kuantum yang melibatkan aplikasi berbahaya. Itu terinci Daftar Federal yang ditambahkan organisasi China ke daftar entitasnya, melibatkan kontrol ekspor.

Dikutip dari Reuters, menanggapi hal ini, juru bicara Kementerian Perdagangan China, Shu Jueting, sangat menentang sanksi terhadap perusahaan China, dan akan mengajukan perwakilan serius dengan AS.

"China sangat menentang itu," ujar Jueting.

Sementara, Kedutaan Besar China di Washington menuduh AS menggunakan konsep keamanan nasional yang menyeluruh dan menyalahgunakan kekuasaan negara untuk menekan dan membatasi perusahaan China dengan segala cara yang mungkin.

Tidak hanya di AS, komputer kuantum juga memiliki potensi untuk mensimulasikan struktur molekul yang dapat menghasilkan material baru. Teknologi militer telah sangat diuntungkan dari ilmu material di masa lalu, sehingga komputasi kuantum dapat menghasilkan terobosan baru.

Untuk memanfaatkan terobosan ini, banyak perusahaan AS menginvestasikan miliaran dolar dalam mengembangkan komputer kuantum. Itu termasuk Google, IBM, Microsoft, Honeywell, IonQ, Rigetti, D-Wave dan Intel.