Jelang Rilis PDB Kuartal II Indonesia, Rupiah Jadi yang Terkuat di Asia Pasifik

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Rabu 5 Agustus. Rupiah mampu melesat naik 85 poin atau 0,59 persen ke level Rp14.540 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini mata uang emerging markets terlihat menguat terhadap dolar AS.

"Penguatan ini kemungkinan didukung oleh prospek persetujuan stimulus lanjutan pemerintah AS senilai 1 triliun dolar AS untuk memulihkan ekonomi AS yang terdampak pandemi," ujar Ariston kepada VOI.

Menurutnya, stimulus yang besar memberikan sentimen positif ke aset berisiko karena stimulus berdampak positif ke perekonomian.

"Selain itu, stimulus yang besar juga bisa menekan nilai tukar negara yang bersangkutan karena potensi banyaknya uang yang beredar," jelasnya.

Rupiah kata Ariston, berpotensi menguat mengikuti sentimen tersebut dengan potensi kisaran Rp14.500-14.700 per dolar AS.

Hari ini Indonesia akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II 2020. Data ini mungkin bisa memberikan tekanan ke rupiah bila hasilnya di bawah ekspektasi pasar.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik bergerak menguat di hadapan dolar AS, dipimpin oleh rupiah. Disusul oleh dolar Taiwan yang menguat 0,32 persen.

Kemudian won Korea Selatan dan ringgit Malaysia masing-masing menguat 0,27 persen dan 0,24 persen. Dilanjutkan oleh yen Jepang yang terapresiasi 0,13 persen.

Dolar Singapura terlihat menguat 0,08 persen. Adapun peso Filipina dan baht Thailand sama-sama menguat 0,06 persen.

Sementara rupee India menjadi satu-satunya yang melemah dengan terpeleset tipis 0,05 persen di hadapan dolar AS. Kemudian dolar Hong Kong tampak stagnan.