Masjid Didorong Jadi 'Play Station' Anak
JAKARTA - Sekjen PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Ad Daruquthni berharap, tempat ibadah umat Islam bisa menjadi tempat bermain (play station) atau ramah terhadap anak sehingga mereka dekat dengan masjid.
"Masjid agar menjadi tempat play station. Jangan larang anak main di masjid. Play station ini artinya di masjid ada permainan mendidik bukan diisi dengan dingdong atau game online," kata Imam dilansir Antara, Selasa, 4 Agustus.
Dia mengatakan, masjid yang ramah anak akan mendekatkan mereka dengan tempat ibadah dan agama. Karena sejatinya masjid bukan saja menjadi tempat salat, tetapi juga sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat.
Menurut dia, anak di masa kini banyak yang semakin jauh dari masjid. Alasannya, takmir tidak berupaya menginternalisasi masjid sebagai tempat yang menyenangkan.
Masjid sebagai tempat bermain, kata dia, bukan diterjemahkan saklek mengubah tempat ibadah untuk area permainan. Akan tetapi, sebaiknya masjid memiliki fungsi pusat pendidikan anak-anak yang menyenangkan.
''Jadi play station ini tidak lagi berupa gadget yang merusak, tapi jadikan masjid sebagai pusat bermain. Ini juga bisa meregenerasi anak-anak masjid menjadi anak-anak terbaik bagi bangsa nantinya,'' katanya.
Empat dekade lalu, lanjut dia, anak-anak biasa berkumpul dengan masjid untuk berbagai aktivitas. Masjid berfungsi sebagai pusat kegiatan komunitas sehingga dapat makmur. Selain itu, anak selain belajar agama juga bermain secara proporsional di masjid.
Dia mengatakan pemandangan masjid yang ramai oleh kegiatan anak merupakan pemandangan yang biasa. Sementara saat ini masjid menjadi sepi terlebih di musim COVID-19.
Kini, kata dia, masjid memiliki kecenderungan terasingkan dari anak-anak. Perlu upaya kreatif agar masjid kembali dekat dengan anak-anak sebagai generasi penerus umat dan masyarakat.
Baca juga:
DMI, kata Imam, saat ini terus mencanangkan program menghidupkan 25 ribu Pendidikan Anak Usia Dini di masjid, sehingga menguatkan peran masjid.
Sementara itu, Ketua PP DMI M Natsir Zubaidi mengajak masjid yang memiliki kapasitas agar dapat memasang pemancar internet (WiFi) yang dapat diakses gratis oleh siswa untuk membantu mereka belajar jarak jauh di masa COVID-19.
"Masjid hendaknya bisa memasang WiFi guna bantu anak usia sekolah untuk belajar di masa pandemi COVID-19 ini," kata dia.
Dia mengatakan dengan pemasangan WiFi tersebut, dapat membantu anak-anak usia sekolah yang kini diharuskan belajar jarak jauh, sementara fasilitas mereka belum memadai.