Seluruh Pesawat Garuda Indonesia Terancam 'Dikandangin' alias Di-Grounded, Ini Komentar Wamen BUMN Tiko

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memprediksi hingga 6 bulan ke depan seluruh armada pesawat yang dimiliki PT Garuda Indonesia Tbk akan ditarik lessor atau perusahaan penyewa pesawat. Adapun penarikan tersebut dilakukan jika restrukturisasi utang Garuda tidak dipercepat.

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan saat ini pengurangan jumlah pesawat emiten dengan kode saham GIAA itu terus dilakukan. Hingga saat ini tercatat hanya 50 hingga 60 armada pesawat Garuda yang beroperasi.

Sekadar informasi, kepemilikan armada Garuda Indonesia saat ini mencapai 142 pesawat, terdiri atas 136 pesawat sewa dan 6 pesawat milik sendiri.

"Garuda ini butuh kecepatan (restrukturisasi utang), kalau tidak cepat dalam waktu 3-6 bulan pesawatnya bisa di-grounded semua," ujar Kartika, dikutip Kamis, 11 November.

Tiko, sapaan akrabnya mengatakan pengurangan jumlah pesawat tersebut juga sejalan dengan pemangkasan sejumlah rute penerbangan. Kementerian BUMN, akan memangkas rute penerbangan Garuda dari 237 rute menjadi 140 rute saja. Artinya, akan ada 97 rute yang ditutup.

Tiko menyebut, rute penerbangan emiten pelat merah itu difokuskan pada rute yang tidak menguntungkan secara bisnis dan menguatkan rute-rute super premium.

Lebih lanjut, Tiko mengungkapkan saat ini telah terjadinya kelangkaan rute penerbangan pesawat Garuda di sejumlah daerah. Hal itu membuat pemerintah menerima  keluhan dari sejumlah calon penumpang.

"Kalau Garuda paling drastis dari pesawatnya 140, saat ini tinggal 50-60 pesawat yang beroperasi, jadi kami sudah mendapatkan banyak komplain selama sebulan terakhir, flight garuda semakin langka, karena pesawatnya di-grounded," tuturnya.