Banjir Bandang Hanyutkan 29 Rumah dan Hancurkan Satu Jembatan di Bolaang Mongondow Selatan
JAKARTA - Banjir bandang menghanyutkan setidaknya 29 rumah di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara pada Sabtu, 1 Agustus. Selain itu, 64 rumah dan satu jembatan rusak berat.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolsel melaporkan, bencana tersebut terjadi setelah hujan lebat mengguyur sebagian besar wilayah Bolsel sejak Jumat, 31 Juli, pukul 18.45 hingga 21.05 WITA.
Akibatnya, beberapa sungai meluap dan menyebabkan air masuk ke permukiman warga. Adapun sungai yang meluap tersebut meliputi Sungai Bolangaso, Sungai Toluaya, Sungai Salongo, Sungai Nunuka, Sungai Mongolidia, Sungai Milangodaadan dan beberapa sungai lainnya.
Berdasar data sementara, banjir bandang berdampak pada 1.032 KK/3.188 jiwa di Kecamatan Bolaang Uki, 223 KK/870 jiwa di Kecamatan Helumo dan 62 KK/250 jiwa di Kecamatan Tomini. Secara keseluruhan, 1.327 KK/4.308 jiwa tersebut terbagi di sebelas Desa dan tiga kecamatan yang meliputi Desa Salongo, Desa Toluya, Desa Soguo dan Desa Salongo Barat di Kecamatan Bolaang Uki.
Selain itu banjir juga mendampaki Desa Biniha, Desa Biniha Selatan, Desa Halabolu dan Desa Sinandaka di Kecamatan Helumo. Selanjutnya Desa Pakuku Jaya, Desa Milangodaa dan Desa Milangodaa Barat di Kecamatan Tomini.
Saat ini TRC BPBD Kabupaten Bolsel terus melakukan kaji cepat, mempersiapkan tempat pengungsian, mendirikan dapur umum lapangan, mempersiapkan logistik kebutuhan dasar dan air bersih. Selain itu, alat berat juga dikerahkan oleh TRC BPBD Kabupaten Bolsel untuk membersihkan puing longsor dan banjir bandang.
Sejumlah stakeholder, seperti Instansi BPBD, Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Relawan BPBD, Tim SAR, Tagana, Dinas Kesehatan dan PMI Kabupaten Bolsel telah mengerahkan seluruh komponen untuk percepatan penanganan tanggap darurat bencana di Kabupaten Bolang Mongondow Selatan.
Kondisi terbaru yang dilaporkan dari lokasi per hari Sabtu, 1 Agustus pukul 16.00 WITA, hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi. Belum ada laporan korban jiwa hingga siaran pers ini diterbitkan.
Baca juga:
- Semua Punya Pengaruh dalam Perubahan Iklim, Tapi yang Kaya Raya Memiliki Lebih Banyak Cara Selamatkan Bumi
- Menghitung Ulang Kematian Hewan Akibat Kebakaran Hutan Australia yang Ternyata Lebih Buruk dari Perkiraan Kita Semua
- Kisah Setiap Ruang Tamu yang Tertutup Asap: Bagaimana Kemiskinan Jadikan Kota Temuco Daerah Paling Berpolusi di Dunia
Sementara itu, menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan lebat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo hingga Minggu, 2 Agustus.
Selain itu, wilayah lain yang juga berpotensi terjadi hujan lebat disertai petir menurut BMKG adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Oleh sebab itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh perangkat pemerintah daerah untuk berkoordinasi dan meningkatkan kewaspadaan serta melakukan upaya pengurangan risiko bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca tersebut.