JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara mencatat sebanyak 2.291 rumah terendam banjir di sejumlah wilayah Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara.
Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi serta meluapnya sungai Wawesen dan Sungai Soyowan sejak Rabu, 6 April.
"Banjir berdampak pada sedikitnya 2.291 rumah warga dan 42 KK terpaksa mengungsi atas kejadian ini," kata Plt. Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis, 7 April.
Akibat banjir ini, sebanyak 8 unit rumah warga rusak berat, 2 unit rumah rusak sedang, dan 4 unit rumah rusak ringan. Lalu, banjir juga merendam 3 unit sarana ibadah, 5 unit kantor pemerintahan, 3 sarana pendidikan dan 1 unit fasilitas kesehatan.
Sampai saat ini, BPBD Kabupaten Minahasa masih melakukan pendataan dampak banjir bandang yang terjadi di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ratatatotok dan Kecamatan Belang.
Usai kejadian, petugas BPBD setempat melakukan upaya penanganan darurat dengan menyiagakan tim reaksi cepat, salah satunya evakuasi warga dan kaji cepat di lapangan.
"Hasil kaji cepat sementara dilapangan menyebutkan, ketinggian air pada saat terjadi banjir berkisar antara 20 - 70 sentimeter. Banjir sudah mulai berangsur surut, akan tetapi dibeberapa titik masih terdapat genangan air. Kini, akses jalan utama sudah dapat dilalui warga sekitar," tutur Abdul Muhari.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan dini untuk Sulawesi Utara hari ini.
Diwaspadai potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kotamobagu, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Utara, Kep Sitaro, Kep Sangihe dan Kep Talaud.
"BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk melakukan pelibatan berbagai organisasi dengan peran yang dimiliki untuk menginformasikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga dampak korban jiwa dapat dihindari pada saat terjadi bencana," imbuhnya.