Departemen Luar Negeri AS Tawarkan Rp143 Miliar Bagi Siapa Pun yang Miliki Informasi Keberadaan Pemimpin DarkSide
JAKARTA - Departemen Luar Negeri AS pada Kamis, 4 November mengumumkan hadiah hingga 10 juta dolar AS (Rp143 miliar) untuk informasi yang mengarah ke identifikasi atau lokasi siapa pun yang terkait dengan posisi kepemimpinan kunci di DarkSide, sebuah organisasi kejahatan dunia maya yang menurut FBI berbasis di Rusia.
FBI mengatakan DarkSide bertanggung jawab atas serangan siber Mei lalu, yang menargetkan Colonial Pipeline. Serangan ini menyebabkan penutupan operasi mereka selama berhari-hari. Aksi itu juga menyebabkan lonjakan harga gas, kepanikan pelanggan, dan kekurangan bahan bakar lokal di AS bagian tenggara.
Departemen Luar Negeri juga mengatakan telah menawarkan hadiah hingga 5 juta dolar AS (Rp 71,8 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau hukuman di negara mana pun, dari siapa pun, yang mencoba berpartisipasi dalam insiden ransomware DarkSide.
"Dalam menawarkan hadiah ini, Amerika Serikat menunjukkan komitmennya untuk melindungi korban ransomware di seluruh dunia dari eksploitasi oleh penjahat dunia maya," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Baca juga:
- Cara Unduh Video TikTok Tanpa Watermark Menggunakan Aplikasi Snaptik
- Ternyata Menghapus Aplikasi Latar Belakang Android Tidak Ada Efeknya, Begini Penjelasannya!
- Cara Mengubah Kamera Ponsel Jadi Webcam untuk Mempermudah Online Meeting
- Cara Menggunakan Pushbullet untuk Kirim File Lebih Mudah dengan 2 Perangkat
Colonial Pipeline mengatakan telah membayar para peretas hampir 5 juta dolar AS dalam bentuk Bitcoin untuk mendapatkan kembali akses ke sistemnya. Departemen Kehakiman AS pada bulan Juni berhasil memulihkan sekitar 2,3 juta dolar AS dari uang tebusan tersebut.
Departemen Luar Negeri pada bulan Juli juga menawarkan hadiah hingga 10 juta untuk informasi yang mengarah ke identifikasi atau lokasi siapa pun yang, saat bertindak atas arahan atau di bawah kendali pemerintah asing, berpartisipasi dalam aktivitas siber berbahaya terhadap infrastruktur penting AS.