Diteror Pelaku Doxing, Karir Diubah Jadi Buzzer Istana dan Terlibat LGBT Tingkat Dunia, Ade Armando Santai

JAKARTA - Video dengan durasi satu menit yang membongkar identitas pribadi (Doxing) Ade Armando di media sosial beredar. Dalam video, pelaku menampilkan nama lengkap, nama istri orang tua hingga alamat email dan nomor telepon dari Ade Armando.

Menurut Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) ini, 'teror' dengan gaya sepeti ini sama sekali tidak berdampak pada psikologis atau memunculkan ketakutan dalam hidupnnya.

Justru dengan hal ini, si pelaku menunjukan dirinya miskin ide, miskin kreativitas bahkan dikatakan tolol. Toh selama ini, informasi pribadi itu bisa didapatkan dengan mudah oleh siapa saja.

"Siapapun pelakunya mereka adalah kaum yang tolol luar biasa. Pengecut! Mereka itu hanya bisa menyerang dari belakang dan mereka sedemikian tololnya sehingga mereka menyangka hal semacam itu akan berdampak pada saya. Mereka mungkin membayangkan saya dan istri akan ketakutan padahal apa sih harus ditakutkan dengan penyebaran data kelahiran, nama ayah, nama istri, alamat rumah, alamat email nomor telepon?," tegas Ade Armando dilansir dari kanal Youtube @Cokro TV, Kamis, 4 November.

Doxing adalah upaya untuk mengungkap informasi pribadi seseorang tanpa persetujuan. Ini lazim dilakukan untuk orang yang dianggap sebagai musuh yang harus dihabisi. Dengan menyebarkan informasi pribadi, pelaku berharap korban akan menderita secara psikologis.

Apalagi kalau ada data pribadi yang sebenarnya tidak pantas termasuk misalnya foto atau video di masa lalu yang misalnya bersifat amoral.

Selain data pribadi standar, pelaku juga berhasil menembus masuk ke Direktori Kepakaran Universitas Indonesia yang dengan jelas menampilkan nama Ade Armando lengkap dengan jabatan dan karir.

Di website ini, pelaku menambahkan informasi mengenai keterlibatan Ade sebagai anggota LGBT.

"Tentang karir saya di situ mereka tambahkan mereka tulis saya adalah anggota persatuan LGBT sedunia, Basel Swiss 2007-sekarang. Juga ditulis di situ saya adalah buzzer Istana Merdeka di bawah pimpinan kakak pembina Moeldoko," terang Ade.

"Memang ada yang percaya kalau saya menyatakan diri anggota persatuan LGBT sedunia? Memang ada yang percaya saya dari Istana Merdeka di bawah Moeldoko? Orang-orang ini sih nampaknya memang tumpul kreativitasnya, mereka mungkin menyangka diri mereka jenius dan brilian. Namun maaf ya sebenarnya apa yang mereka lakukan itu nampak sekali tolol tidak ada indikasi kepintaran pada diri mereka," tegas Ade.