Biden di COP26 Sindir Trump: Minta Maaf AS dalam Pemerintahan Terakhir Mundur dari Kesepakan Paris
JAKARTA - Presiden Joe Biden berusaha meyakinkan para pemimpin dunia dalam KTT Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) bahwa Amerika Serikat akan memenuhi janji untuk memangkas setengah dari emisi gas rumah kaca pada akhir dekade ini.
Biden, yang menggantikan Donald Trump pada Januari, berjanji AS akan mengurangi 50-52 persen emisi gas rumah kacanya pada 2030 dari tingkat emisi 2005.
Dia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Washington dapat dipercaya untuk memerangi pemanasan global meskipun ada perubahan dalam kebijakan antara pemerintahan Republik dan Demokrat yang telah merusak janjinya di masa lalu.
"Kami akan menunjukkan kepada dunia bahwa Amerika Serikat tidak hanya kembali ke meja perundingan tetapi mudah-mudahan bisa memimpin dengan kekuatan teladan kami," kata Biden dalam pidato yang disampaikan pada COP26 di Glasgow, Skotlandia, Senin 1 November waktu setempat seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Trump menarik AS dari kesepakatan iklim Paris sehingga menghambat upaya internasional dalam isu tersebut. AS kemudian bergabung kembali dalam kesepakatan itu sejak Biden menjabat sebagai presiden.
“Saya kira saya seharusnya tidak meminta maaf, tetapi saya meminta maaf atas fakta bahwa Amerika Serikat, dalam pemerintahan terakhir, menarik diri dari kesepakatan Paris,” kata Biden pada COP26 secara terpisah.
Baca juga:
- Komitmen Pembatasan Suhu Global Kurang Kuat: PM Boris Johnson Sebut Jika COP26 Gagal, Semuanya Gagal
- Bertemu Presiden Joe Biden, Presiden Jokowi Bahas Pentingnya Pengembangan Ekonomi Hijau hingga Presidensi G20
- Jokowi Sayangkan Perlakukan Diskrminatif Uni Eropa soal Kelapa Sawit Indonesia
- Sekjen KLHK: COP26 Peluang Indonesia Pimpin Penanganan Perubahan Iklim
Saat Biden bertemu dengan para pemimpin dunia di Skotlandia, Senator Demokrat moderat Joe Manchin mengumumkan bahwa dia belum akan mendukung kerangka kerja legislatif senilai 1,75 triliun dolar AS (sekitar Rp24.975 triliun) untuk mencapai tujuan pengurangan emisi presiden.
Penasihat Iklim Nasional Gina McCarthy mengatakan bahwa RUU itu akan mengalokasikan 555 miliar dolar AS (sekitar Rp7.920 triliun) untuk program iklim.
Rencana anggaran itu adalah investasi terbesar untuk memerangi pemanasan global dalam sejarah AS dan memungkinkan negara itu untuk mengurangi lebih dari satu gigaton emisi pada 2030.
Biden mengumumkan strategi jangka panjang yang menguraikan bagaimana AS akan mencapai tujuan jangka panjang emisi nol bersih pada 2050.
Dalam pidatonya, Biden juga mengatakan dunia perlu membantu negara-negara berkembang dalam perang melawan perubahan iklim.
"Saat ini kita masih gagal memenuhi harapan," kata dia.