Bagikan:

JAKARTA - Perang melawan pandemi COVID-19 belum juga usai, namun potensi pandemi baru sudah muncul menjadi pembahasan. Media pun ramai-ramai membicarakan virus G4, jenis baru dari virus H1N1 yang terkenal dengan nama flu babi. Virus inilah yang dikatakan dapat menjadi potensi pandemi dalam waktu ke depan.

Pada tahun 2009, flu babi muncul dan ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO. Virus yang berasal dari babi ini ditemukan pertama kali di Meksiko dan kemudian diberi nama H1N1. Gejala flu babi atau H1N1 sama seperti influenza biasa. Suhu tubuh panas tinggi sekitar 38'C, disertai dengan batuk, sakit tenggorokan, nyeri di seluruh tubuh dan persendian. Beberapa juga ada yang mengalami mual dan diare.

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC, virus H1N1 tidak seperti virus flu musiman. Jika gejalanya ringan, penderita bisa pulih dalam waktu hitungan hari. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan kematian jika didukung oleh faktor risiko lain, seperti kegemukan, adanya infeksi kedua dari bakteri atau memiliki penyakit bawaan yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Virus ini juga lebih banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa muda. Mereka yang lebih tua dikatakan sudah banyak yang memiliki kekebalan terhadapnya, mungkin karena kemiripannya dengan virus flu lain yang telah beredar sebelumnya. Pandemi ini berlangsung sepanjang tahun 2009 dan terjadi di 200 negara dengan total korban jiwa lebih dari 11.500 orang.

Sejak tahun 2011 sampai 2018, peneliti mengambil 30 ribu swab hidung babi dari rumah jagal 10 provinsi di China. Hal ini dilakukan untuk mempelajari virus penyebab flu babi. Hasil laporannya tercantum dalam jurnal akademis Proceedings of the National Academy of Sciences Amerika Serikat yang diterbitkan pada 29 Juni 2020 kemarin. Dari penelitian tersebut, mereka mendapati 179 virus flu babi baru, dengan virus G4 muncul paling menonjol sejak 2016. Dengan nama lengkap G4 EA H1N1, galur virus ini dikatakan memiliki semua ciri utama dari sebuah virus untuk bisa menciptakan pandemi.

Hingga tanggal 30 Juni lalu, sudah ada 35 orang yang positif terinfeksi virus ini. Mereka semua berada di China dengan usia yang beragam. Meskipun virus ini telah dikonfirmasi menular dari babi ke manusia, serta dapat tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia, namun kondisi saat ini dinyatakan belum tergolong darurat. Belum ada bukti terjadinya penularan dari manusia ke manusia, padahal virus ini sudah muncul sejak 5 tahun lalu. Hal ini juga ditekankan oleh seorang ahli biologi dari University of Washington bernama Carl Bergstrom lewat akun Twitternya.

Siniar VOI kali ini akan membahas tentang potensi pandemi dari flu babi baru dan pernyataan WHO dan beberapa pihak terkait tentang adanya virus flu babi baru atau G4 saat ini. Silakan tekan tombol dengarkan dan kami akan bercerita untuk Anda.