JAKARTA - Kualitas udara di Jakarta menduduki posisi kelima sebagai kota dengan udara terburuk di dunia pada Senin, 11 September. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.30 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 56,2 mikrogram per meter kubik.
Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat karena dapat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sedangkan kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Kemudian, kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal), Dr. (Cand.) mengatakan penerapan gaya hidup sehat serta mengonsumsi suplemen dan tanaman herbal dapat membantu mengatasi dampak buruk polusi udara pada tubuh.
"Saran dari saya adalah penerapan gaya hidup sehat sehari-hari karena manajemen dari adanya polusi udara, terutama dampak terhadap kesehatan adalah manajemen secara menyeluruh di samping pemakaian masker juga penerapan gaya hidup sehat," ujar dikutip dari ANTARA, Senin, 11 September.
Inggrid mengatakan manajemen dampak polusi udara harus dimulai dari pola makan yang bergizi seimbang. Selain itu, istirahat yang cukup juga diperlukan untuk memberi waktu pada tubuh untuk kembali bugar.
Inggrid juga menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik rutin guna menjaga kebugaran tubuh.
"Melakukan aktivitas fisik setiap hari setengah jam. Apabila di luar kualitas udara sedang tidak bagus, bisa dilakukan di dalam rumah, misalnya aktivitas senam di dalam rumah atau membersihkan rumah selama 30 menit itu juga akan membantu," ujar dia.
Lebih lanjut Inggrid mengatakan manajemen stres juga memainkan peran kunci dalam menghadapi polusi udara. Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga penting untuk menemukan cara-cara untuk menguranginya.
Meditasi, yoga, atau aktivitas yang memberikan rasa nyaman dapat membantu mengelola stres secara efektif. Dia juga menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi suplemen jika diet yang dilakukan dirasa belum cukup seimbang.
Vitamin A, C, E, dan D3, bersama dengan mineral zinc, dapat memberikan dukungan ekstra dalam menghadapi kondisi polusi udara. Mengonsumsi tanaman herbal juga dapat melindungi diri dari dampak kesehatan negatif yang ditimbulkan oleh polusi udara,
Inggrid menyebutkan beberapa herbal telah terbukti efektif dalam menghadapi dampak polusi udara. Herbal yang bersifat antioksidan memiliki peran penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas yang ada dalam udara tercemar.
BACA JUGA:
Selain itu, herbal dengan sifat imunomodulator dapat menyeimbangkan respon imun, sementara herbal dengan sifat adaptogenik membantu tubuh beradaptasi dengan stres dari lingkungan eksternal dan internal karena menjaga sistem hormon tetap seimbang.
Saat tubuh sudah terkena dampak kesehatan dari polusi udara, herbal yang bersifat anti peradangan menjadi penting. Ini termasuk herbal yang meredakan keluhan batuk, pernapasan yang terganggu, atau bahkan meriang.
Beberapa herbal yang telah terbukti efektif termasuk habbatussauda, yang sering dicampur dengan madu murni atau minyak zaitun, serta propolis.
Selain itu, berbagai ramuan herbal yang menggabungkan rempah-rempah seperti jahe, kunyit, temulawak, cengkeh, dan lada hitam juga dapat memberikan manfaat besar dalam mengkondisikan tubuh agar lebih kuat dalam menghadapi polusi udara yang terus meningkat.
"Semua rempah-rempah itu ternyata bermanfaat dalam mengondisikan tubuh kita agar lebih kuat menghadapi polusi udara," pungkas dia.