JAKARTA - Sakti Wahyu Trenggono dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia. Sakti Wahyu Trenggono menggantikan Edhy Prabowo yang ditangkap KPK. Sebelumnya, pria kelahiran 3 November 1962 ini adalah duduk sebagai Wakil Meteri Pertahanan mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sebelum masuk dunia politik, Trenggono banyak mendalami dunia industri informasi telekomunikasi dan dunia usaha.
Nama Sakti memang kurang populer di dunia politik. Ia baru masuk politik praktis ketika didapuk menjadi Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 lalu.
Pria kelahiran Semarang, 3 November 1962 ini tumbuh di dunia industri informasi telekomunikasi. Ia memulai karirnya di PT Astra Internasional Tbk sekitar tahun 1988. Ia sudah bekerja di sana bahkan sebelum menamatkan pendidikan sarjananya di Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB).
Etos kerja Trenggono sudah terbangun sejak kecil. Sebab ia punya keinginan keras untuk melepaskan keluarganya dari jerat kemiskinan yang sudah terbiasa hidup prihatin di Semarang, Jawa Tengah.
Trenggono menceritakan, orang tuanya pernah terpaksa menjual kambing agar ia bisa meneruskan pendidikan di ITB. "Saya dulu bayar kuliah Rp22.000 harus jual tujuh ekor kambing," kenang Trenggono seperti dikutip Kompas.
Setelah beberapa semester mengais ilmu, Trenggono diterima pada program Astra Basic Training. Sebelum dilepaskan ke unit bisnis informasi teknologi Astra, ia disekolahkan dahulu selama enam bulan.
Mengawali karir di Astra merupakan hal yang baik bagi Trenggono. Banyak hal yang ia pelajari, mulai dari membangun infrastruktur IT, membangun kultur perusahaan, hingga mengembangkan pabrik.
Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Trenggono adalah relasi yang ia bangun dengan lembaga konsultan dunia, Boston Consulting Group (BCG). "Banyak sekali belajar tentang perubahan manajemen," ujarnya.
Sakti Wahyu Trenggono berkarir selama 11 tahun di Astra. Jabatan terakhirnya adalah Senior General Manager atau setingkat direktur di anak usaha Astra.
Pengusaha menara
Setelah mengundurkan diri dari Astra, Trenggono membangun bisnis sendiri di bidang penyedia infrastruktur telekomunikasi: menara. Pada 1998, ia melihat banyaknya korporasi milik konglomerat hancur dihantam krisis ekonomi. Dari situlah ia melihat peluang yang bisa dikembangkan dan belum banyak dilirik orang.
Selepas tahun 2000-an, Indonesia akan memasuki era teknologi mobile telekomunikasi. Hal itu dilihat dari bertumbuhnya operator seluler dan pengguna ponsel. Untuk itu ia memprediksi besarnya kebutuhan pembangunan infrastuktur telekomunikasi yakni menara.
Lewat PT Solusindo Kreasi Pratama dan PT Tower Bersama Infrastruktur, Trenggono menjadi salah satu penguasaha kawakan dalam bisnis telekomunikasi. Perusahaannya menjadi yang terbesar di bidangnya dengan kepemilikan lebih dari 14.000 menara.
BACA JUGA:
Kendati sudah bergelimang harta, namun Trenggono tetap bersahaja. Ia bahkan mengatakan tujuan hidupnya yakni hanyalah ingin bekerja dengan baik, merintis karier profesional dan bermanfaat bagi banyak orang.
Gayung bersambut, orang yang berasal dari keluarga pas-pasan itu mendapat kepercayaan presiden menjadi wakil menteri. Ia beserta 11 wakil menteri lainnya dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Jumat 25 November 2019.
Fakta menarik Trenggono
Dekat dengan Jokowi
Trenggono dikenal dekat dengan Presiden Jokowi. Pada Pilpres 2019 lalu, Sakti dipercaya sebagai Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Mar'ruf Amin. Dialah orang yang mengurusi segala keuangan tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Konglomerat
Bisnis Trenggono menggurita di banyak bidang. Bukan hanya di sektor telekomunikasi, ia juga punya bisnis lain seperti properti, media, dan e-commerce.
Bendahara PAN
Ketika Hatta Rajasa menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2009-2014, Trenggono didapuk sebagai Bendahara PAN. Namun, di tengah jalan ia mengundurkan diri.
============
Profil Sakti Wahyu Trenggono
Nama Lengkap
Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M.
Nama Panggilan
Trenggono
Tempat dan Tanggal Lahir
3 November 1962
Agama
Islam
Profesi
Pengusaha dan politisi
Gelar
Master
Pendidikan Formal
1986: S1 Teknik Industri Institut Teknologi Bandung
2006: S2 Magister Management Institut Teknologi Bandung
Pekerjaan
1986–1992: Programmer dan System Analyst & Development Federal Motor
1995–1997: Management Information System, Business Development, Supply Chain Management Astra Group
2000–2009: Direktur Utama PT. Solusindo Kreasi Pratama
2004: Anggota Dewan Sekolah MBA School of Business Management ITB
2009: Komisaris PT. Tower Bersama Tbk
2005–2016: Ketua Umum Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi
2010–2016: Komisaris Utama PT. Teknologi Riset Global Investama
2018: Direktur Perencanaan dan Pengembangan INKUD
2018: Komisaris PT. Merdeka Copper Gold Tbk
2019: Wakil Menteri Pertahanan