JAKARTA - Inggris harus bersusah-payah menghadapi Slovenia dan hanya mampu bermain imbang 0-0 di laga terakhir Grup C Euro 2024 di Stadion Cologne, Koln, Rabu, 26 Juni 2024 dini hari WIB. Meski demikian, Inggris lolos ke fase gugur dengan menjadi juara grup. Slovenia pun melaju ke 16 besar.

Inggris sesungguhnya sudah lolos ke babak 16 besar menyusul kemenangan 1-0 Spanyol atas Albania. Namun Inggris tetap fight saat melakoni laga pamungkas penyisihan grup.

Hanya saja, tim asuhan Gareth Southgate harus bekerja keras menghadapi Slovenia yang berharap menang demi membuka peluang melaju ke fase gugur.

Hasilnya tidak ada gol yang tercipta dan pertandingan berakhir tanpa gol. Hasil itu menjadikan Inggris hanya mampu menang sekali selama penyisihan grup saat mengalahkan Serbia dengan skor tipis 1-0. Selanjutnya Inggris bermain imbang 1-1 melawan Denmark.

Meski demikian, Inggris bisa tampil sebagai juara grup setelah mengantungi poin lima. Mereka juga tak pernah kalah selama penysihan grup.

Namun performa yang tak meyakinkan membuat Inggris mendapat banyak kritikan. Bahkan di akhir pertandingan, suporter Inggris malah mencemooh Kyle Walker dkk.

Mereka mulai diragukan menuai prestasi terbaik atau paling tidak menyamai pencapaian di Euro 2020 saat mencapai final sebelum dikalahkan Italia.

Sementara, Slovenia tercatat tak pernah kalah tetapi juga belum pernah menang selama penyisihan grup.

Meski memiliki poin dan selisih gol sama dengan Denmark, namun Slovenia harus puas menduduki peringkat tiga. Ranking di UEFA dan catatan selama kualifikasi Euro 2024 menjadikan Denmark mengungguli Slovenia.

Meski demikian, Slovenia juga memastikan lolos ke fase gugur dengan menjadi salah satu tim dengan peringkat tiga terbaik. Ini untuk kali pertama mereka bisa menembus babak knockout di Piala Eropa. 

Di pertandingan itu, Inggris harus bekerja keras. Mereka memang menunjukkan dominasinya atas Slovenia. Sejak menit pertama, Inggris sudah mengambil inisiatif menyerang.

Dengan mengandalkan kapten Harry Kane sebagai centre forward yang ditopang Phil Foden dan Bukayo Saka menjadikan Inggris unggul dalam penguasaan bola. Bahkan ball possession Inggris mencapai 70%.

Hanya saja, permainan pasukan Southgate kurang efektif. Serangan mereka jarang membahayakan pertahanan Slovenia.

Apalagi kiper Atletico Madrid Jan Oblak cukup tangguh berdiri di bawah mistar Slovenia dan beberapa kali menggagalkan serangan Inggris.

Meski demikian, Inggris sempat mencetak gol lewat Saka yang menerima umpan dari Foden di menit 21. Namun setelah ditinjau lewat VAR, Foden kedapatan offside dalam proses gol itu sehingga gol pemain depan Arsenal ini dianulir.

Inggris tetap berusaha menekan lawan. Sayangnya, upaya mereka membobol gawang Slovenia selalu kandas. Termasuk peluang bagus Kane di menit 41.

Namun sepakan striker Bayern Munchen ini tipis melebar. Babak pertama pun berakhir tanpa ada gol yang tercipta.

Di babak kedua, Inggris tak menurunkan tempo permainan. Mereka tetap menekan pertahanan Slovenia.

Hanya saja, pertahanan lawan memang cukup kokoh. Atau Inggris memang kurang klinikal. Selama dua laga sebelumnya, The Three Lions tak menunjukkan ketajamannya.

Begitu pula saat menghadapi Slovenia, lini depan Inggris tak mampu berbuat banyak. Bahkan Jude Bellingham yang rutin mencetak gol saat di Real Madrid pun gagal tampil maksimal.

Memasuki menit 71, Foden dan Declan Rice melakukan kerjasama apik yang bisa berujung gol. Namun sepakan Foden masih melebar.

Inggris kembali mendapat peluang pada injury time. Berawal dari umpan Kobbie Mainoo kepada Kane yang kemudian disodorkan kepada Cole Palmer. Hanya saja, sepakan Palmer masih bisa diselamatkan Oblak.

Sampai akhir pertandingan, skor tetap 0-0. Inggris dan Slovenia pun lolos ke fase gugur. 


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)