JAKARTA - Penanganan COVID-19 oleh pemerintah Israel masih mengundang kritik dari warganya. Seorang seniman lokal bernama Itay Zalait menyampaikan kritik dengan menempatkan instalasi patung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang menikmati pesta "perjamuan terakhir" atau "the last supper".

Instalasi ditempatkan di Tel Aviv Square dan mengundang perhatian besar. Netanyahu bahkan menyatakan kemarahan. Ia menafsirkan penggambarannya dalam lukisan perjamuan terakhir sebagai ancaman kematian, mengingat perjamuan terakhir dihadiri Yesus sebelum penyaliban.

Melansir CNA, Zalait menyatakan tuduhan Netanyagy tak tepat. Zalat mengaku instalasi itu menyiratkan pesan lambannya Netanyahu menahan penyebaran COVID-19. Sikap antikritik pemerintahan Netanyahu juga tersiratkan sebagai kematian demokrasi dalam "perjamuan terakhir bagi demokrasi Israel".

Pada instalasi perjamuan terakhir, Netanyahu digambarkan duduk sendirian pada meja besar dengan dua lilin. Ia tampak ingin meraih kue besar yang menyerupai bendera Israel. Selain itu, di atas meja pun terdapat ragam makanan dan minuman.

Beberapa di antaranya adalah Sampanye Moet & Chandon, Chivas Regal, Courvoisier, serta cerutu. Seluruhnya ditempatkan di tumpukan buah dan daging.

"Banyak orang menyebut (Netanyahu) sebagai genius. Baik itu tuan ekonomi ataupun tuan keamanan. Bagi pendukungnya dia lebih dari siapa pun. Dia seperti putra Tuhan," kata Zalait, berdiri di samping patung itu.

"Tuan Ekonomi. Tahukah Anda orang-orang tidak punya makanan untuk dibawa pulang bagi anak-anak mereka," tambahnya.

Sebelumnya, popularitas Netanyahu telah jatuh dalam jajak pendapat menyusul data 21,5 persen angka pengangguran selama merebaknya COVID-19. Jatuhnya popularitas Netanyahu juga disinyalir karena keterlibatannya pada beberapa kasus korupsi.

Meski begitu, Netanyahu membantah bersalah dalam tiga kasus korupsi, termasuk salah satu yang terkait tuduhan bahwa Netanyahu telah menerima hadiah sampanye dan cerutu dari pengusaha kaya secara ilegal.

The last supper atau perjamuan terakhir adalah lukisan yang digambar oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-15. Kala itu, Da Vinci mencoba menggambarkan momentum terakhir Yesus bersama rasulnya di Yerusalem.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)