JAKARTA - Ayahanda Angelina Sondakh, Prof. Dr. Ir. Lefrand Winston Sondakh, M.Ec yang juga dikenal dengan nama Lucky Sondakh meninggal dunia Minggu, 30 Oktober. Kabar meninggalnya Lucky Sondakh diberitahukan Angie ke publik lewat unggahannya di Instagram.
Anggie mengunggah foto kebersamaan dengan sang ayah. “Innalillahi wa ina ilaihi rojiun. Rest in Peace Dad. I love you,” tulis Angelina Sondakh.
Lucky meninggal akibat mengalami serangan jantung dan mengembuskan napas terakhir di RS Siloam Hospital Agro Cempaka Putih, Jakarta. Ayah Angelina Sondakh lahir di Kanonang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, 28 September 1944. Dia merupakan ahli ekonomi, dosen, dan sempat menjabat sebagai Rektor di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) periode 2004–2008.
Saat ini, jenazah masih disemayamkan dan keluarga berembuk untuk pemakamannya. “Belum tahu (untuk pemakaman), masih didiskusikan dengan keluarga. Tapi nanti siang jam 14.00 sama jam 19.00 malam ini ada acara kebaktian di rumah duka,” ujar Sri Wahyuningsih selaku asisten Angelina Sondakh.
Berdasarkan informasi yang beredar, sejak kemarin, Angelina Sondakh selalu menangis tidak kuasa menahan sedih atas meninggalnya sang ayahanda. Dia pun kerap mendampingi ayahnya sejak di rumah sakit hingga kini berada di rumah duka di Daan Mogot.
Semasa di penjara, Angelina selalu berharap dan berdoa bisa berjumpa dengan ayah dan ibu usai bebas dari masa hukuman.
另请阅读:
"Memang setelah 12 tahun, saya tidak merayakan (ulang tahun) bersama Daddy, akhirnya Tuhan bisa mengabulkan doa saya, setelah lulus sekolah kehidupan, di Lapas perempuan kelas II Jakarta," ungkap Angelina dilansir dari YouTube Keema.
"Permohonan saya waktu itu cuma satu, supaya bebas nanti masih bisa melihat papi dan mami dalam keadaan sehat," sambungnya.
Doa dan harapan Angelina pun terjawab usai dirinya dinyatakan bebas dari penjara. Angelina masih berkesempatan menemui sang ayah di Manado, Sulawesi Utara.
Kesempatan tersebut bertepatan dengan perayaan ulang tahun Lucky yang ke-78.
Angelina langsung menyampaikan permohonan maaf kepada ayah, ibu, keluarga, serta masyarakat terutama yang berada di Manado.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)