Eksklusif Brisia Jodie Merasa Senyawa dengan Film Until Tomorrow
JAKARTA - Di tengah viral lagu-lagunya, Brisia Jodie kembali berakting lewat film Until Tomorrow. Ia berperan sebagai Rena, sahabat Sarah yang diperankan Clara Bernadeth.
Tak hanya berakting, Jodie juga mendapat kesempatan untuk mengisi soundtrack film ini. Jodie pun merasa film ini adalah proyek yang memang ditakdirkan untuk dirinya.
“Awal mulanya aku udah pernah kerja sama sama pak Oswin (Bonifanz - produser) untuk pengisi soundtrack di salah satu filmnya beliau. Terus aku dikontak lagi “Jod main film yuk!” mulai Brisia Jodie kala berbincang dengan VOI di Kemang, Jakarta Barat, Rabu, 14 September.
“Terus aku bilang pas banget pandemi gak ada job. Tapi ceritanya apa itu eh ceritanya based on true story jadi tertarik gitu,” lanjutnya.
Perempuan 30 Maret itu menyanyikan lagu berjudul Sehari Lagi untuk film Until Tomorrow. Lagu ini ditulisnya bersama kakaknya dan menceritakan tentang keinginan bersama orang yang disayangkan.
“Jadi ceritanya aku emang lagi bikin lagu seminggu sebelum ditawarin main film. Jadi aku gak ditawarin isi soundtrack tapi main film,” kata Brisia Jodie.
“Aku ciptain lagu bayangin pasangan aku sakit dan aku ngerawat dia dan ini true love yang selalu ada dalam keadaaan apapun. Karena aku tuh pengen nunjukin cinta itu masalah penerimaan,” jelasnya.
Lagu Sehari Lagi dianggap Jodie sangat sesuai dengan film Until Tomorrow. Dengan ceritanya yang berdasarkan kejadian nyata, Jodie meyakini lagu ini juga menghidupkan film tersebut.
“Pencapaian luar biasa yang sangat-sangat aku nantikan. Aku main film sekaligus soundtrack dan ciptaan sendiri itu dream banget aku sih,” katanya.
Menariknya, berbeda dengan musik, Brisia Jodie merasa proyek film lebih meletihkan. Meski sudah berakting selama beberapa tahun, ia merasa ini hal yang paling berat selama menjalani karier.
“Akting termasuk hal paling berat karena gak ada basicnya tapi kalo misalnya dikasih tantangan. Kalo main film, aku pengin dikasih waktu untuk belajar dulu dibentuk karakter,” jelas Jodie.
“Kalo nyanyi itu seneng semakin rame semakin keluar tapi kalau kayak harus menikmati makan dengan tenang, quality time bareng temen atau keluarga tiba-tiba ada kamera atau vlog itu makannya gak tenang,” lanjutnya.
另请阅读:
Beruntung, film Until Tomorrow merupakan proyek yang ia senangi. Selain ceritanya yang membuat haru, ada banyak tantangan yang dijalani lewat film arahan Hadrah Daeng Ratu.
“Peran aku di sini Rena. Rena itu sahabat sarah. Jadi perannya seperti itu. Jutek sih terus dewasa gitu harus ngerasain sih jadi business woman yang jomblo 5 tahun,” katanya.
“Aku sih udah pernah main beberapa film tapi menurut aku ini yang terbaik selama aku syuting. Dari team cast dari semuanya setelah main film ini aku seneng banget karena diajarin banyak hal sama mereka,” lanjutnya.
Menaklukkan Ketakutan Diri
Sebagai sosok yang ambivert, Brisia Jodie sangat menikmati momen bertemu dengan para pemain. Meskipun dia merasa gemeteran lihat kamera, namun ia berusaha belajar dari dunia akting.
Salah satu bagian yang Jodie ingat adalah ketika ia berusaha untuk menangis. Dia yang sangat ceria dituntut untuk menangis di satu adegan. Hal itu membuat Jodie harus berlatih hingga 8 kali take.
“Oma Niniek L. Karim sampai nunggu 8 kali tapi belum berhasil. Karena misal aku mau nangis nih, si Deva (Mahendra) masuk dan bilang ah kayak punya hati aja lo Jod,” katanya.
“Jadi aku buat nangis itu susah. Bu Hadrah sabar banget. Oma Niniek juga sampai bilang pengin pulang. Eh karena enggak enak itu aku malah jadi nangis,” lanjutnya tertawa.
Nominator AMI Awards itu juga sudah punya peran impian yang ingin dilakukan di proyek berikutnya, yaitu superhero.
“Aku pengen jadi superhero. Aku pengen deh ada satu film yang aku jadiin badanku. Pengen kasih tantangan dalam situ. Pokoknya gak aku banget,” katanya yakin.
Terlepas dari itu semua, Brisia Jodie mengalami pendewasaan yang besar. Tidak hanya dalam berakting namun juga ketika bersikap. Ia juga merasa semua orang sama dan tidak perlu diukur.
Dengan kesibukannya dalam memanage karier dan bisnis, Jodie ingin menjadi pribadi yang lebih dewasa.
“Dulu hidup aku santai, kuliah, warnet sekarang tuntutannya lebih banyak. Semakin orang tau kan makin gak ada privasi. Sekarang dewasa, apalagi bisnis tuh tekanannya banyak banget jadi aku pusing. Aku udah gak pernah nongkrong,” ujarnya.
“Aku lebih ke dulu aku menyelesaikan masalah itu kalo gak nangis tuh marah. Sekarang karena aku belajar ketemu orang yg lebih tua jadi lebih dewasa dan lebih menjawab. Action dulu baru mikir. Kalo sekarang mikir ke depannya,” kata Jodie.
Semua ini berangkat dari perjalanan Brisia Jodie kala tinggal di Jogjakarta. Ia memulai karier menjadi penyanyi di kafe sejak umur 10 tahun dan naik angkot kemanapun.
Dengan segala pengalamannya, Jodie pun lebih menghargai setiap momen dalam hidupnya, termasuk ketika mencintai seseorang. Ia tidak segan menjadikan percintaan sebagai nomor satu prioritas dalam hidupnya.
Di umurnya ke–26, Jodie ingin punya pasangan dengan visi misi dan mindset yang sesuai. Ia pun bertekad untuk terus belajar dari pasangannya untuk kehidupannya kelak.
“Jadi aku karakternya emang segalanya cinta itu penting di kala aku kerja berkarier karena support sistem aku kuat. Tips pacaran sehat itu cari yang satu visi misi. Mindset itu rare banget. Jadi kita gak akan berantem terus bisa ngabisin waktu banyak. Gak keberatan nemenin kerja karena berantem gak ada faedahnya. Kalo bisa gak berantem tapi diskusi. Pas married ketika anak liat kita diskusi. Ya ngegas dikit boleh,” lanjutnya.
Jodie pun dengan tegas memilih lebih baik ditakuti daripada dicintai. Ketika sudah berkomitmen dengan satu orang, ia yakin orang itu tidak akan meninggalkan dia dalam keadaan apapun.
“Kan ada 2 pilihan to be loved atau feared aku lebih pengen ditakutin jadi dia gak ninggalin kalo cinta dia bisa nyala redup. Makanya aku takut sebenernya tapi Tuhan pasti kasih yang terbaik,” tutup Brisia Jodie.