Demam TikTok tengah melanda warga dunia maya. Media sosial asal China tersebut sudah berhasil menjanjikan harta dan takhta kepada para penggunanya. Namun tak semua orang bisa dengan mudah mendapatkannya. Ini dia Tulisan Seri khas VOI edisi "Taktik Naik Panggung TikTok," tentang menjadi bintang TikTok.
Saat ini jamak kita temui orang-orang menari di depan gawai. Kita bisa dengan mudah menjumpainya di banyak tempat. Mulai dari halaman rumah tetangga, mal, restoran, hingga toilet umum. Semuanya demi satu tujuan: menjadi selebritas TikTok. Banyak yang mengakui, konten-konten yang berasal dari TikTok bisa lebih mudah viral. Pertanyaannya, mengapa hal itu bisa terjadi?
TikTok adalah platform media sosial buatan Zhang Yiming yang tinggal di China. Perusahaannya, ByteDance, telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Menurut Forbes pada 2020, kekayaan Zhang Yiming lebih dari 16 miliar dolar AS dan menjadikannya sebagai orang nomor 13 terkaya di China.
Sebagian besar pengguna menggunakan aplikasi untuk membuat, berbagi, dan melihat konten seperti lipsync, tarian, sandiwara komedi, dan aktivitas fisik lainnya. Jelas, ini adalah sesuatu yang menarik bagi kaum muda di seluruh dunia, dengan popularitas aplikasi yang semakin meningkat selama 2018 dan 2019.
Pada 2020 Billboard mencatat bagaimana TikTok melambungkan nama artis Sony, seperti Doja Cat dengan lagu Say So dan 24kGoldn dengan lagu Mood. Columbia lalu menandatangani artis TikTok viral seperti Lil Nas X, Powfu, StaySolidRocky, Jawsh 685, Arizona Zervas, dan 24kGoldn. Nielsen menyebut, tidak ada aplikasi lain yang bisa "meledakkan" lagu lebih dahsyat pada 2020 selain TikTok.
General Manager dari perusahaan entertainment di Amerika Serikat (AS) Fullscreen, berucap keberhasilan TikTok dapat dengan mudah dikaitkan dengan bagaimana TikTok mendukung kemampuan manusia untuk menjadi viral. Lewat TikTok, para pengguna dapat memaksimalkan jangkauan dengan menumbuhkan basis penggemar yang sangat besar dan algoritma yang menghargai konten di atas segalanya. Kebanyakan penggunanya yang merupakan Gen Z, menempatkan diri mereka untuk menjadi diri sendiri dan menginspirasi pengikutnya.
Menjanjikan keamanan
Umumnya, tantangan yang dihadapi oleh platfrom medsos besar adalah soal privasi data. Facebook salah satunya. Medsos besutan Mark Zuckerberg ini berulang kali mendapat kecaman karena kebijakan privasinya sepanjang sejarah. Namun TikTok saat ini bisa dibilang berhasil melalui tantangan itu.
Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berulang kali berusaha melarang aplikasi tersebut masuk ke AS. Alasannya, potensi ByteDance untuk membagikan data penggunanya dengan pemerintah China. Bahkan Presiden AS Joe Biden menyebut TikTok sebagai "masalah yang benar-benar diperhatikan."
Banyak pakar keamanan siber mengatakan bahwa masalah keamanan hanyalah perspektif. "Dari semua risiko dunia maya serius yang dihadapi konsumen rata-rata, TikTok tidak ada di daftar teratas. Kebanyakan orang Amerika seharusnya lebih peduli tentang penipuan kartu kredit dan perlindungan kata sandi daripada TikTok," kata salah satu pendiri dan kepala operasi Chargebacks911, Monica Eaton-Cardone.
Melahirkan selebritas
Setelah berhasil menarik jutaan pengguna di seluruh dunia, TikTok akhirnya bisa menciptakan panggung untuk melahirkan seorang selebritas yang punya julukan seleb TikTok atau Tiktokstar. Saat ini sudah ada beberapa contohnya baik yang di dalam negeri maupun mancanegara.
Selebritas TikTok di dalam negeri antara lain Emil Mario, Kaffa Nugroho, dan Remaja Raishu. Sedangkan di kancah dunia, ada satu nama yang paling menonjol. Dia tak lain adalah Charli D'Amelio. Jumlah followernya sebanding dengan jumlah populasi negara Indonesia yakni sekitar 111 juta orang.
D'Amelio mengatakan TikTok pertamanya yang menjadi viral adalah duet dengan pengguna "move_with_joy". D'Amelio biasanya melakukan tarian sederhana di akun TikTok-nya. Jenis video ini mendorong kesuksesan cepat D'Amelio. Dalam lima bulan, D'Amelio memeroleh lebih dari 5 juta pengikut.
D'Amelio berasal dari Norwalk, Connecticut, tempat ia dibesarkan bersama saudara perempuannya bernama Dixie D'Amelio dan orang tuanya Marc dan Heidi D'Amelio. Ayahnya sempat mencalonkan diri sebagai Senat Partai Republik di Negara Bagian Connecticut pada 2018 dan kalah dari petahana.
Sebelum memulai akun TikTok pada Juni 2019, D'Amelio adalah remaja biasa yang mengikuti kompetisi menari. Ia kerap mengunggah video dan foto dari kompetisi di Instagram-nya. D'Amelio membuat koreografinya sendiri dan mengunggah beberapa videonya di TikTok setiap hari. Konten TikTok dari Charli D'Amalio yang paling populer sepanjang masa adalah tariannya mengikuti lagu 'Lotere (Renegade)' oleh grup K Camp.
Charli D'Amelio menjadi bintang TikTok pertama yang mendapatkan iklan Super Bowl dan disponsori oleh Sabra Hummus. Iklan tersebut ditayangkan selama Super Bowl LIV dan terus dipromosikan di media sosial.
Mengapa konten TikTok lebih cepat viral?
Pengguna media sosial mungkin sudah paham terkadang ketika tengah menggunakan Instagram atau Twitter, ada konten dari TikTok yang disebarkan. Biasanya, konten tersebut sangat viral dan membuat orang tertarik menginstal TikTok, lalu melihat konten-konten dari akun yang viral.
Kami mewawancarai salah satu conten creator TikTok di Indonesia, yaitu Syifa Aulia Putri. Konten TikTok Syifa banyak yang berkaitan dengan edukasi, yang menargetkan pelajar. Terutama bagi pelajar yang hendak memasuki dunia kampus, karena Syifa kerap membagikan informasi serba-serbi perkuliahan. Tidak hanya edukasi, Syifa juga terkadang membuat konten bertemakan kecantikan.
Syifa menjelaskan alasan mengapa konten TikTok lebih cepat viral tidak terlepas dari perilaku pengguna. Tidak seperti pengguna media sosial lain yang mengharapkan pengikut yang banyak, pengguna TikTok biasanya memang hanya membutuhkan hiburan atau informasi yang dibutuhkan.
"Kalau di TikTok, mereka (pengguna TikTok) lihat ada video yang relateable, mereka langsung mau nge-follow. Soalnya video aku masuk fyp, itu langsung banyak yang nge-follow. Berarti kan secara user behaviour mereka enggak takut atau malu untuk follow orang. Entah mereka sudah lihat konten aku atau belum," ujar Syifa saat dihubungi VOI.
Selain dari sisi penikmat konten, TikTok juga lebih mudah digunakan oleh pembuat konten atau kreator. TikTok sendiri sudah menyediakan berbagai fitur editing yang mudah dan tidak mengharuskan kreator menggunakan aplikasi lain. Inilah yang membuat TikTok lebih spesial karena tidak hanya penikmat konten yang terhibur, namun kreator juga tidak menghabiskan waktu banyak untuk membuat konten.
"Soalnya kalau di Instagram kan aku masih harus ngedit-nya di Adobe Premiere. Terus kita harus berkutat dengan sound yang mungkin bisa tiba-tiba kena copyright. Sedangkan kalau di TikTok sound-nya sudah disediakan dan sudah fix banget kalau sudah ada di TikTok berarti free dari copyright," jelas Syifa.
Hal lain yang membuat TikTok lebih populer dan kontennya mudah viral adalah solidaritasnya. Jadi, terdapat komunitas agar dapat saling mengikuti dan saling mendukung konten satu sama lain. Bahkan sesama kreator konten TikTok dapat berkolaborasi membuat satu komunitas. Hal seperti ini yang jarang ditemukan di media sosial lain.
Namun seiring menanjaknya popularitas TikTok, semakin banyak juga penggunanya yang pastinya semakin ketat persaingannya. Untuk itulah, penting pula memerhatikan personal branding yang cocok dengan kita.
"Karena sekarang sudah banyak yang nyemplung di TikTok, harus punya image atau sesuatu yang nantinya bakal ngebedain kontennya dia sama orang lain. Karena nantinya kalau enggak punya segmented mengarahnya ke siapa, nantinya bakal susah banget," jelas Syifa.
Selain itu, kreator konten juga harus berani mencoba beberapa fitur TikTok, berani trial error, dan uji format. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui format konten seperti apa yang diterima audiens dan mana yang tidal akan diterima.
Artikel selanjutnya: Bagaimana TikTok Menghapus Citra Alay Menjadi Platform Populer