JAKARTA – Baru-baru ini sebuah gambar batu sederhana yang disebut EtherRock 27 dalam bentuk non-fungible token (NFT) telah terjual dengan harga yang sangat tinggi yakni 836 ribu dolar AS yang setara Rp12 miliar. Penjualan NFT tersebut telah berhasil mencatatkan rekor baru harga tertinggi sepanjang masa dalam semesta seni digital NFT.
EtherRock merupakan proyek NFT yang telah dirilis pada 2017 lalu berbarengan dengan NFT fenomenal CryptoPunks. Keduanya diluncurkan di jaringan blockchain Ethereum.
Penjualan EtherRock 72 tersebut menetapkan rekor tertinggi baru sepanjang masa untuk proyek tersebut dan menandai kenaikannya yang mengesankan setelah kemunculan kembali NFT di ruang kripto. Gambar NFT EtherRock 72 merupakan gambar batu warna abu-abu dikenal sebagai “rock.jpeg” biasa. Selain bentuk NFT, yang membuat harganya mahal adalah karena nilai instrinsik dan langkanya aset digital tersebut.
Melansir Yahoo Finance, gambar batu tersebut sejatinya tidak punya nilai selain warna uniknya, bentuk dan ukuran gambar batu lain juga sama. Namun, EtherRock memiliki pasokan terbatas yakni hanya 100 cetakan saja. Hal ini telah mendorong kenaikan harga dan popularitas EtherRock.
Seni digital tersebut serupa dengan barang koleksi lainnya, di mana semakin langka suatu karya maka semakin tinggi pula harganya. Diperkirakan saat ini sekitar 20 persen dari total 100 batu yang sudah dicetak tersebut terkunci dalam wallet mati. Kondisi itu hanya akan menjadikan EtherRock semakin dicari di pasar NFT.
Sebelumnya, penjualan harga EtherRock 61 telah dibeli seharga 250 dolar AS (Rp3,5 miliar). Harga tersebut telah mencatatkan rekor baru pada waktu itu. Meski demikian, harga dasar terbaru EtherRock saat ini senilai 269 ETH atau sekitar 900 ribu dolar AS (Rp12,9 miliar). Di pasaran saat ini hanya beredar 20 EtherRock. Terbatasnya jumlah EtherRock menandakan langkanya aset NFT tersebut.
BACA JUGA:
Arthur Hayes yang merupakan mantan CEO BitMex menjelaskan bahwa kepemilikan NFT yang langka dan mahal di dalam industri kripto dinilai sebagai hal yang “fleksibel”. Dia juga memaparkan bahwa meskipun gambar batu itu terbilang sederhana namun karena langka maka nilainya akan terus mengalami kenaikan. Selain itu, yang membikin mahal juga adalah karena eksklusifnya akses ke komunitas EtherRock.
Pada akhirnya, Hayes mengungkapkan bahwa kepemilikan EtherRock bakal menjadi simbol status dan tanda kekayaan di dunia maya terutama di media sosial. EtherRock serupa dengan barang seni dan barang koleksi langka yang terdapat di museum dan galeri. Setiap NFT memiliki kriptografi yang membuktikan kepemilikan aset digital tersebut.
“Semakin jelas NFT tidak berharga dan mahal, semakin besar Flexnya,” pungkasnya.
Pendiri mata uang kripto Tron (TRX), Justin Sun dikabarkan sudah melakukan pembelian EtherRock 87 pada akhir pekan lalu. Sun juga telah mengganti foto profil media sosialnya dengan menggunakan gambar batu tersebut. Gambar batu itu juga dipadukan dengan tambahan mata laser sebagai penanda kepemilikan aset digital Bitcoin. Artinya, kombinasi gambar batu dan mata laser merupakan simbol kekayaan baru atas kepemilikan aset digital.
Justin Sun juga telah mendirikan JUST NFT Fund pada awal 2021 lalu. JUST NFT ditujukan sebagai jaringan yang bisa mentransfer karya seni dunia ke dalam teknologi blockchain. Lembaga tersebut berfokus pada seniman dan karya seni terbaik dunia. JUST NFT hanya mengambil karya minimal seharga 1 juta dolar AS (Rp14,3 miliar) dan rata-rata karya yang dibeli senilai 10 juta dolar AS (Rp143,9 miliar).
“JUST NFT akan membangun jembatan antara blockchain dan artis top dunia, mendukung pertumbuhan artis NFT asli di dunia crypto,” papar Justin Sun dalam sebuah pernyataan.
Selain membeli EtherRock, Sun juga telah membeli aset NFT “OCEAN FRONT” karya Beeple seharga 6 juta dolar AS (Rp86,4 miliar). Hasil dari pembelian tersebut kabarnya ditujukan untuk penggalangan dana amal.