JAKARTA - Keputusan Apple meninggalkan Intel dan beralih menggunakan prosesor buatan ARM untuk perangkat Mac, dinilai banyak pihak sudah tepat. Bahkan hal itu diungkapkan sendiri oleh mantan engineer Intel.
Melansir PC Gamer, Apple sudah sejak lama ingin beralih dari Intel untuk perangkat Mac. Setidaknya sejak Intel merilis prosesor dengan arsitektur Skylake, pada 2015 lalu.
BACA JUGA:
Apple tidak puas dengan performa yang dihasilkan oleh chipset buatan Intel itu, sekalipun raksasa Cupertino itu tetap merilis perangkat MacBook dan Macbook Pro pada 2016. Hal itu diungkapkan oleh François Piednoël, seorang mantan engineer di Intel.
"Jaminan kualitas di Skylake lebih dari sekadar masalah, itu sangat buruk. Hal ini mungkin jadi penyebab bagi Apple untuk segera beralih," tutur Piednoël, Jumat, 26 Juni.
Meski begitu, ini hanyalah pandangan pribadi Piednoël terkait keputusan Apple untuk berpaling dari Intel. Sebab Apple harus punya alasan lain untuk beralih platform dari Intel ke Apple Silicon buatan ARM.
"Bagi saya ini mungkin menjadi titik balik. Di sinilah orang-orang Apple yang selalu berpikir untuk beralih," jelas Piednoël.
Apple sendiri memang sudah dikenal sebagai perusahaan yang mementingkan ekosistem gadgetnya. Integrasi antara hardware dan software menjadikan perusahaan yang dikembangkan Steve Jobs ini mampu memberikan produk yang berkualitas.
Dengan beralih Apple dari Intel sebagai produsen chipset perangkat Mac, tentu akan memberikan perubahan cukup signifikan pada performa hardware. Apple mengklaim prosessor buatannya memiliki konsumsi daya yang lebih rendah dan tidak mudah panas.
Adapun masa transisi perangkat Mac dari Intel ke Apple Silicon akan memakan waktu sekitar dua tahun. Rencananya perangkat Mac yang menggunakan chipset baru ini akan dirilis pada akhir tahun 2020.