Desain Baru Twitter Diprotes Warganet karena Bikin Sakit Mata
Image Credit: Christian Lue / Unsplash

Bagikan:

JAKARTA – Satu minggu setelah Twitter meluncurkan serangkaian pembaruan pada platform-nya, kini perusahaan memutuskan kembali menyesuaikan kontras pada tombolnya. Hal ini dilakukan Twitter lantaran para pengguna mengeluhkan tentang pembaruan desain tersebut.

Beberapa dari pengguna memberikan umpan balik dan mengatakan mereka merasakan ketegangan mata, sakit kepala, dan migrain karena kontras visual yang lebih tinggi dalam tombol, tautan, dan font baru.

Diketahui, Twitter membawa perubahan termasuk pada tombol Follow yang berubah menjadi warna hitam jika pengguna tidak mengikuti suatu akun. Perubahan ini menyebabkan kebingungan bagi mereka yang belum terbiasa.

“Kami membuat perubahan kontras pada semua tombol untuk membuatnya lebih mudah dilihat karena Anda memberitahu kami bahwa tampilan baru tidak nyaman bagi orang dengan kepekaan sensorik. Kami mendengarkan dan mengiterasi,” ungkap akun resmi Twitter seperti dikutip dari The Verge, Minggu 15 Agustus.

Meski demikian, seperti yang sering terjadi saat jejaring microblogging itu mengubah desainnya, muncul berbagai respon datang dari penggunanya. Perubahan tersebut menyoroti masalah umum dalam aksesibilitas online, yaitu kurangnya pilihan yang disediakan.

Artinya, aksesibilitas yang diberikan bukanlah satu standar yang cocok untuk semua pengguna. Pembaruan dapat membuat desain lebih nyaman untuk satu orang, tapi tidak dengan orang lainnya.

Bagi mereka yang memiliki penglihatan rendah atau buta warna, kontras tinggi sangat berguna. Namun bagi mereka yang sensitif dengan cahaya, perubahan ini dapat menyakitkan. Solusinya harus menyesuaikan desain dengan referensi penglihatannya.

Sekarang Twitter telah menyediakan pilihan tersebut di menu aksesibilitas untuk mengatur peningkatan kontras warna, pengurangan motion, pengaturan tampilan terang atau gelap serta ukuran font.

Adanya aksesibilitas ini dapat mengurangi sakit mata bagi pengguna yang mengeluhkan, sembari menunggu Twitter kembali meluncurkan perubahan lainnya secara universal.