Bagikan:

JAKARTA – Oksigen merupakan elemen penting untuk menopang berlangsungnya kehidupan. Meski demikian, proses meningkatnya kadar oksigen di atmosfer Bumi masih menjadi perdebatan di kalangan para ilmuwan.

Dilansir dari Slashgear, sebuah tim peneliti mengusulkan penjelasan menarik mengenai peningkatan kadar oksigen di atmosfer Bumi. Para ilmuwan meyakini bahwa bertambah panjangnya hari merupakan akibat dari rotasi Bumi yang melambat sehingga memungkinkan mikroba untuk melepaskan lebih banyak oksigen dan membentuk atmosfer yang kaya akan oksigen sebagaimana saat ini.

Para ilmuwan itu mengungkapkan bahwa sebagian besar oksigen yang ada di planet ini merupakan hasil dari proses fotosintesis sebuah organisme yang disebut sebagai cyanobacteria saat planet Bumi belum berpenghuni.  

Mereka juga mengatakan bahwa cyanobacteria sudah berevolusi lebih dari 2,4 miliar tahun lalu dan turut mengubah planet ini menjadi layak huni dengan mengeluarkan oksigen yang banyak. Hal tersebut diungkapkan setelah para peneliti mempelajari cyanobacteria di danau Huron, Michigan, AS.

Dari penelitian tersebut terungkap bahwa cyanobacteria sudah ada pada masa-masa Bumi awal. Kehidupan di dasar danau sebagian besar berisi mikroba. Mereka juga mencatat bahwa kondisi tersebut serupa dengan mikroba yang ada di planet selama miliaran tahun.

Cyanobacteria yang merupakan penghasil oksigen harus bersaing dengan bakteri pengoksidasi belerang putih. Tim riset tersebut juga memaparkan baha bakteri pemakan belerang menghalangi cyanobacteria dari pancaran sinar matahari mulai dari senja hingga fajar.

Bakteri pemakan belerang tersebut kemudian berpindah ke bawah dan cyanobacteria merangsek naik ke permukan. Pada momen ini cyanobacteria bisa berfotosintesis dalam beberapa jam setiap hari.

Proses tersebut membuat para peneliti mengeluarkan hipotesis mengenai perubahan hari yang panjang pada masa Bumi purba bisa berdampak pada terjadinya fotosintesis. Mereka juga menambahkan bahwa hari-hari terasa lebih singkat ketika sistem bumi-bulan sudah terbentuk.