Di Inggris, Perilaku Kasar Karyawan di Media Sosial Bisa Ditegur Langsung oleh Bos
Bos kini bisa menegur anak buah yang kasar di media sosial. (foto: unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sekelompok pakar keamanan siber di Inggris, mendesak perusahaan untuk menyiapkan cara bagi orang-orang untuk melaporkan pekerja mereka yang berperilaku kasar secara online. Sejumlah perusahaan telah mendaftar, kata dua pendiri Respect in Security. Inisiatif ini diluncurkan pada Kamis, 22 Juli.

Lisa Forte, dari Red Goat Cyber Security, mengatakan dia telah menerima konten eksplisit yang tidak diminta dari akun resmi di LinkedIn dan ancaman kekerasan di Twitter dan Instagram. Ancaman itu bukan datang dari akun anonim.

Saat ini platform media sosial tengah menghadapi kritik reguler atas cara mereka menanggapi pelecehan yang dilaporkan. Mereka menggunakan kombinasi otomatisasi dan moderator manusia untuk mengidentifikasi dan menanggapi pelecehan.

"Bagi banyak orang, ini adalah tanah tak bertuan," kata Forte. "Ini bisa terasa seperti platform tidak melakukan apa-apa, polisi tidak melakukan banyak hal, pengacara mahal dan publisitas yang dihasilkan tindakan hukum bisa negatif.

"Solusi terbaik yang kami miliki, jika pelakunya dapat diidentifikasi, adalah mendekati bos  mereka di perusahaan. Kami tidak mengatakan bahwa sebuah perusahaan bertanggung jawab atas perilaku tersebut tetapi akan dapat memutuskan cara yang paling tepat untuk menghadapinya, yang mungkin menawarkan dukungan daripada disiplin,  tambah Forte.

Akan tetapi dalam kasus ini, perusahaan tidak secara resmi bertanggung jawab atas perilaku ini. "Tapi ada cara untuk melakukan sendiri secara online," ujar Forte.

Pendukung Forte, seperti Rik Ferguson, dari Trend Micro, mengatakan banyak perusahaan memiliki kebijakan anti-intimidasi tetapi mereka cenderung fokus pada perilaku internal. Perusahaan yang mendaftar ke skema ini diminta untuk berkomitmen pada tujuh prinsip, termasuk:

1. Melindungi identitas orang yang melaporkan pelecehan, sejauh mungkin

2. Membuat jalur pelaporan publik dan mendiskusikannya dengan karyawan

3. Tidak "mengabaikan" segala bentuk pelecehan

"Jika Anda tahu organisasi Anda telah membuat komitmen itu, mungkin Anda akan berpikir dua kali untuk melakukannya," kata Ferguson. "Kita perlu mengambil tindakan." 

Namun skema ini tidak mencakup penyalahgunaan yang dikirim dari akun yang dibuat secara anonim. Pasalnya dalam kondisi anonim sangat sulit melacak siapa pengirim sebenarnya.