JAKARTA - Aurora, perusahaan start-up yang mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak yang memungkinkan kendaraan mengemudi secara mandiri, akan go public. Ini dilakukan melalui merger dengan SPAC (Special purpose acquisition companies), perusahaan akuisisi yang bertujuan khusus pada investasi yang tengah hangat.
Kesepakatan dengan Reinvent Technology Partners, diharapkan selesai tahun ini. Merger ini diharapkan menghasilkan dana 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 36 triliun).
“Ini adalah langkah alami berikutnya bagi kami. Ini akan membuka modal yang kami butuhkan untuk menghadirkan driver Aurora sebagai layanan dalam skala besar,” kata salah satu pendiri dan CEO Aurora, Chris Urmson.
Dengan mitra seperti Toyota, Uber dan produsen truk Volvo dan Paccar, Aurora menargetkan berbagai macam kendaraan, seperti layanan pengiriman dan perusahaan mobilitas, untuk teknologi yang mereka ciptakan. Tujuan mereka adalah membangun teknologi yang memungkinkan kendaraan mencapai tahap kemudi otonom Level 4. Ini berarti interaksi manusia tidak diperlukan lagi saat kendaraan berada di jalan.
Aurora mengharapkan teknologinya terintegrasi ke dalam truk kelas 8 Volvo dan Paccar pada akhir tahun 2023. Truk-truk tersebut beroperasi secara mandiri di jalan raya dan jalan bebas hambatan. Truk ini akan menghasilkan pendapatan per mil untuk Aurora.
BACA JUGA:
Model bisnisnya memang menarik, namun mewujudkan janji untuk menjadi kenyataan dan benar-benar memecahkan kompleksitas mengemudi otonom level 4, merupakan tantangan besar. Menjual kendaraan otonom jauh lebih menantang daripada yang diprediksi banyak orang beberapa tahun lalu.
Beberapa perusahaan, seperti Uber Technologies, telah menyerah untuk mengembangkan sistem in-house. Uber menjual bisnis kendaraan otonomnya ke Aurora sementara perusahaan lain, seperti Zoox, menjual ke Amazon. Waymo dari Alphabet tetap menjadi yang terdepan dengan profil tertinggi dalam mengoperasikan armada kendaraan otonom publik di Arizona.
Urmson juga telah membuat teknologi ini selama hampir 15 tahun, termasuk memimpin proyek mobil self-driving Google. "Kami memahami betapa sulitnya masalah ini untuk dipecahkan," kata Urmson. “Kami telah menghabiskan empat tahun terakhir membangun fondasi untuk teknologi ini. Sekarang saatnya untuk bertransisi dan mengirimkannya.”
Akankah investor merangkul Aurora setelah menjadi perusahaan publik? Kesepakatan SPAC untuk beberapa perusahaan kendaraan listrik seperti Nikola, Lordstown Motors dan Canoo telah menyebabkan saham yang sangat fluktuatif dan penyelidikan oleh SEC mengenai apakah perusahaan tersebut menyesatkan investor.
Mark Pincus, salah satu pendiri dan direktur Reinvent Technology Partners, mengatakan bahwa pihaknya berinvestasi di Aurora karena mereka adalah "pemimpin yang jelas" dalam industri ini.
"Ini adalah no-brainer bagi kita untuk berada dalam campuran. Ini mewakili semua yang kami cari di pasar kendaraan otonom,” kata Pincus
Aurora memperkirakan pasar truk global, memiliki peluang yang sangat besar. Ini yang pembuat pabrik mobil seperti GM, Tesla dan Volkswagen juga terus menginvestasikan miliaran untuk mengembangkan kendaraan otonom.