JAKARTA - Tahun ini, semakin jelas bahwa dunia digital memungkinkan kita untuk memicu rasa ingin tahu, mengeksplorasi, dan kreativitas, terutama bagi anak-anak. Namun, internet juga dapat memaparkan mereka pada bahaya digital yang semakin meningkat dan beragam.
Di Hari Keluarga Nasional tahun ini, Google berbagi tiga tips untuk membantu keluarga menciptakan kebiasaan digital yang sehat, tidak jatuh ke perangkap misinformasi dan tetap aman saat menjalankan aktivitas daring.
“Di Google, kami percaya bahwa melindungi privasi Anda dimulai dengan keamanan terdepan. Keamanan Google didorong oleh tiga prinsip inti, yaitu: memperlakukan informasi Anda secara bertanggung jawab, melindunginya dengan keamanan kelas dunia, dan yang terpenting adalah, membuat Anda untuk tetap memegang kendali," ungkap Direktur Marketing YouTube & NBU untuk Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara di Google, Veronica Utami dalam acara daring Safer With Google, Rabu 30 Juni.
Berikut tips dari Google agar keluarga aman saat berselancar di dunia maya.
1. Pastikan Diri Anda Tetap Aman
Dengan teknologi berbasis AI, setiap hari, Google telah memblokir 100 juta upaya phishing dan 15 miliar pesan spam di Gmail. Namun, salah satu kunci penting untuk melindungi diri di internet adalah memilih sandi (password) yang kuat dan sulit ditebak, khususnya untuk Akun Google.
Untuk lebih aman mengautentikasi identitas dan membangun perlindungan berlapis ke dalam Akun Google, adapula pendaftaran otomatis pada verifikasi dua langkah.
Kedua, dengan meningkatkan fitur Password Manager yang terpasang langsung di Chrome, Android, dan kini iOS, untuk membantu pengguna membuat, mengingat, menyimpan, dan mengisi sandi otomatis di seluruh web.
Di bulan Mei lalu, Google juga mengumumkan peningkatan pada Password Manager untuk secara otomatis memperingatkan pengguna jika Google mendeteksi salah satu sandi yang disimpan telah disusupi akibat pelanggaran data yang dilakukan oleh pihak ketiga.
2. Bimbing Keluarga Anda untuk Menemukan Konten yang Sesuai
Berdasarkan survei yang dirilis pada Februari 2021 oleh tim Trust Research Google bersama orang tua dan anak-anak berusia 18 tahun ke atas di seluruh Asia Pasifik dan Amerika Latin, ditemukan bahwa salah satu kekhawatiran orang tua di Indonesia adalah anak-anak melihat konten yang tidak pantas di internet.
Tersedia sejumlah fitur keamanan keluarga yang dapat digunakan orang tua untuk membantu menjaga anak-anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usia mereka.
“Hubungan yang sehat dengan teknologi dimulai dari diri kita sendiri. Sangatlah penting untuk kita memahami bagaimana kita dapat melindungi diri di dunia digital. Terlebih lagi bagi anak-anak, hal ini menjadi keterampilan dasar untuk mereka dapat belajar membuat pilihan cerdas dan menavigasi dunia digital secara aman dari usia dini," tutur Veronica.
BACA JUGA:
Sebagai contoh, SafeSearch di Google yang membantu memfilter konten eksplisit di hasil penelusuran baik gambar, video, dan situs web hingga kontrol orang tua yang tersedia di YouTube Kids yang memungkinkan orang tua untuk hanya menampilkan video yang pengguna setujui, atau memilih konten yang sesuai berdasarkan usia anak.
Terdapat pula Family Link yang memungkinkan orang tua untuk mengawasi waktu penggunaan perangkat dan membatasi akses harian, mengelola Akun Google mereka, dan memahami dengan lebih baik perilaku anak saat menjelajahi internet.
"Terlepas dari fitur yang tersedia, komunikasi terbuka dalam keluarga sangatlah penting," ujar Veronica. Akan tetapi, dalam survei yang sama menyebutkan bahwa lebih dari sepertiga orang tua yang diwawancarai tidak pernah membahas keamanan online bersama anak-anaknya dan lebih dari 70 persen orang tua yang disurvei tidak terlalu yakin bahwa anak-anaknya akan meminta tolong kepada mereka jika menghadapi situasi yang tidak aman saat online.
3. Jangan Terjebak Perangkap Misinformasi
Isolasi sosial adalah dampak yang sulit dari pandemi COVID-19 dan sebagai akibatnya kita mencari cara baru untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga kita secara online. Artinya, kita tidak dapat menghindari begitu banyaknya informasi dan klaim yang tersebar di internet atau di media sosial dan sulit menentukan mana berita yang benar dan yang tidak, terutama jika pengguna belum dilatih untuk mencarinya.
Namun, cek fakta bukan hanya untuk para profesional. Setiap hari, orang-orang mencari bukti untuk mengonfirmasi atau menyangkal informasi yang mereka ragukan. Saat pertama kali menerima informasi, biasakan diri untuk mengecek faktanya supaya dapat membedakan misinformasi di internet.
Seperti, periksa apakah gambar digunakan dalam konteks yang tepat. Sebuah gambar juga dapat diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya. Pengguna juga bisa menelusuri menggunakan gambar dengan mengklik kanan pada gambar atau foto dan pilih “Telusuri gambar ini di Google."
Cari lebih banyak sumber dan liputan berita dengan menggunakan mode berita atau telusuri topik berita di news.google.com. Pastikan untuk mengklik "Liputan Lengkap" jika opsinya tersedia.
"Mari kita jadikan internet lebih aman untuk Anda, keluarga, dan semua orang. Selamat Hari Keluarga Nasional!," tutup Veronica.