Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari 30 wanita menggugat Pornhub, lantaran mendistribusikan konten pornografi anak. Situs dewasa itu telah melanggar berbagai pasal dari undang-undang seks federal di Amerika Serikat (AS). 

Mengutip NBC News, gugatan tersebut menunjuk perusahaan induk Pornhub, MindGeek dan konstelasi merek pornonya adalah perusahaan kriminal yang membeli, mencuci, dan mengunggah konten ilegal melalui perdagangan manusia juga kekerasan seksual.

Dalam gugatannya disebutkan bahwa MindGeek telah mereka juga menjadi korban eksploitasi seksual, pemerkosaan, perdagangan manusia, dan mereka dikorbankan pertama kali oleh pelaku asli mereka, kemudian berulang kali oleh para terdakwa dalam kasus ini.

Serena Fleites salah satu penggugat bersama lebih dari 30 wanita lainnya menyatakan bahwa mereka menjadi korban dari video tidak sah yang diunggah dan disebarluaskan oleh Pornhub. Fleites kemudian bersaksi di depan House of Commons Canada tentang pengalamannya.

"Saya salah satu orang yang akhirnya menjadi tunawisma, akhirnya putus sekolah, berakhir dengan narkoba, benar-benar terlepas dari keluarga saya. Saya akhirnya mencoba bunuh diri berkali-kali. Saya berakhir di rumah sakit jiwa," kata Fleites.

Pornhub membantah tuduhan itu, menyebut tindakan mereka tidak masuk akal, "Pornhub tidak menoleransi konten ilegal dan menyelidiki keluhan atau tuduhan apa pun yang dibuat tentang konten di platform kami," ungkap Pornhub dalam pernyataan resminya.

"Tuduhan dalam pengaduan hari ini bahwa Pornhub adalah perusahaan kriminal yang memperdagangkan perempuan dan dijalankan seperti 'The Sopranos' benar-benar tidak masuk akal, benar-benar sembrono dan pasti salah," sambungnya.

Perusahaan menyatakan situs webnya memiliki, "perlindungan paling komprehensif dalam sejarah platform yang dibuat pengguna, yang mencakup pelarangan unggahan dari pengguna yang tidak terverifikasi, memperluas proses moderasi kami, dan bekerja sama dengan lusinan organisasi nirlaba di seluruh dunia."

Sejauh ini Pornhub pernah menghadapi larangan oleh Visa dan Mastercard dengan menangguhkan semua video dari pengguna yang tidak terverifikasi di situs web pada Desember lalu.