Xiaomi yang Tersandung Masalah Data Privasi Penggunanya
Ilustrasi produk Xiaomi (Photo by Toro Tseleng on Unsplash )

Bagikan:

JAKARTA - Xiaomi sedang tersandung masalah karena diduga mengumpulkan data privasi penggunanya lewat smartphone Redmi Note 8. Ponsel itu diklaim telah merekam semua aktivitas yang dilakukan oleh penggunanya. 

Kasus ini pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti dari Cybersecurity Gabi Cirlig pada smartphone Xiaomi Redmi Note 8. Menurutnya, ponsel tersebut secara aktif mengirim lokasi dan histori browser dari ponsel ke remote server milik situs e-commerce Alibaba yang telah disewa Xiaomi. 

Tak hanya ponsel Redmi Note 8, beberapa ponsel lainnya seperti Redmi K20, Mi 10 dan Mi Mix 3 juga diisukan memiliki masalah yang sama. "Kekhawatiran saya, data yang dikirim ke server bisa dengan mudah dikorelasikan dengan aktivitas pengguna," ujar Cirlig, sebagaimana dirangkum dari laman Forbes, Senin, 4 Mei.

Menurut Cirlig, aktivitas perekaman data tersebut masih akan tetap terjadi sekalipun, browser dalam tampilan mode penyamaran (incognito). Padahal esensi mode tersebut digunakan untuk berselancar internet secara private, pada situs tertentu. 

Temuan serupa juga disampaikan, penelii keamanan Andrew Tierney yang mengungkapkan bahwa peramban Mi Browser Pro dan Mint Browser buatan Xiaomi telah merekam aktivitas dan histori penggunanya secara bersamaan.

Pihak Xiaomi pun membantah tudingan tersebut dan menyebut rumor ponselnya merekam aktivitas dari penggunanya. Sepenuhnya Xiaomi mentaati hukum dan regulasi mengenai privasi data penggunanya. 

"Xiaomi telah meninjau artikel terbaru oleh Forbes tentang kebijakan privasi kami dan percaya bahwa pelaporannya tidak mewakili fakta. Di Xiaomi, privasi dan keamanan pengguna kami adalah prioritas utama," komentar juru bicara Xiaomi. 

Xiaomi mengatakan bahwa pengumpulan data penggunaannya diberikan izin eksplisit oleh pelanggannya, dan prosesnya anonim juga dienkripsi. Data digunakan untuk analisis internal, tanpa menghubungkan informasi apa pun yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi setiap individu.

Pabrikan ponsel asal China itu juga mengatakan bahwa tuduhan itu tidak secara akurat sebagai fakta yang terjadi pada ponsel buatannya tersebut. Pasalnya, pengumpulan data yang dimaksudkan 'analisis internal' sebagai rekap kompatibilitas dari sistem operasi dengan berbagai aplikasi yang dijalankan. 

"Pembaruan fitur tersebut dalam mode penyamaran berguna untuk mengaktifkan/menonaktifkan pengumpulan data agregat, dalam upaya untuk lebih memperkuat kontrol yang kami berikan kepada pengguna alih-alih membagikan data mereka sendiri dengan Xiaomi. Pembaruan perangkat lunak akan dikirimkan ke Google Play untuk disetujui hari ini," ujar pihak Xiaomi.

Opsi pembaruan terbaru untuk aplikasi Xiaomi juga telah tersedia di Google Play Store, untuk Mi Browser dan Mi Browser Pro versi 12.1.4 serta Mint Browser versi 3.4.3.