Google Didesak untuk Mengutuk Serangan Israel dan Nyatakan Dukungan Bagi Palestina
Lustrasi kantor Google (Photo by Cess Idul on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sekelompok karyawan dan pekerja di Google meminta perusahaan untuk meningkatkan dukungan bagi warga palestina. Mengingat agresi militer Israel sedang gencar-gencarnya dilakukan di Gaza. 

Konflik ekstrem dimulai dengan upaya Israel untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur. Ketegangan kian meningkat ketika militan Hamas menembakkan roket ke arah Yerusalem yang dibalas dengan serangan udara.

Dalam sebuah surat internal karyawan Google itu mendesak Direktur Utama Sundar Pichai untuk menyatakan kecaman terhadap serangan Israel, termasuk "pengakuan langsung atas kerusakan yang diakibatkan militer Israel dan kejahatan jalanan terhadap warga Palestina." Surat tersebut kabarnya telah ditandatangani oleh 250 orang.

Permintaan tersebut datang dari kelompok karyawan Jewish Diaspora in Tech sebagai tanggapan atas sentimen pro-Zionis dalam “Jewglers” — Google’s sebutan untuk Employee Resource Groups Jewish. Meski kelompok ini mencoba untuk bersikap apolitis, namun mereka berupaya untuk mengekspresikan gerakan anti-Zionis di Google.

"Kami terpaksa membentuk ruang sendiri karena fakta bahwa kami benar-benar tidak diizinkan untuk mengekspresikan sudut pandang kami di ERG," tulis surat karyawan seperti dikutip dari The Verge, Rabu, 19 Mei.

Kini, organisasi itu mendesak dihentikannya pengekangan kebebasan di dalam perusahaan Google, terutama pandangan anti-Zionis.

"Google adalah mesin telusur terbesar di dunia dan setiap penindasan atas kebebasan berekspresi yang terjadi di dalam perusahaan berbahaya tidak hanya bagi Googler (karyawan Google) secara internal tetapi juga bagi semua orang di seluruh dunia,” tulis mereka dalam FAQ.

Organisasi ini juga mendesak Google untuk mengakhiri segala kontrak bisnis yang mendukung "penindasan Israel terhadap hak warga Palestina". Bisnis dengan militer Israel salah satunya, sebut mereka.

Surat tersebut juga menolak menyamaratakan Israel dengan warga keturunan Yahudi. Para penandatangan surat itu menyatakan bahwa "anti-Zionisme bukanlah antisemitisme".