JAKARTA – Duolingo membuat pernyataan yang mengejutkan baru-baru ini. Platform pembelajaran bahasa tersebut mengatakan bahwa mereka akan menggantikan posisi pekerja dengan Kecerdasan Buatan (AI).
Tidak semua pekerja akan terdampak perubahan kebijakan ini. Menurut pernyataan CEO Duolingo, Luis von Anh, yang dibagikan melalui LinkedIn, mereka akan, "berhenti menggunakan kontraktor secara bertahap untuk melakukan pekerjaan yang dapat ditangani AI."
Selain memangkas jumlah karyawannya demi otomatisasi AI, Duolingo juga akan mencari pekerja yang mengerti tentang AI. Luis menjelaskan bahwa AI akan menjadi salah satu syarat perekrutan dan penggunaan AI juga akan masuk ke dalam evaluasi tinjauan kerja.
Meski tahu perubahan ini akan mendapatkan reaksi yang keras dari berbagai pihak, termasuk para penggunanya, Luis menekankan bahwa Duolingo akan tetap memperhatikan karyawannya. Bagaimana pun juga, teknologi AI yang mereka gunakan tetap dikontrol oleh manusia.
"Duolingo akan tetap menjadi perusahaan yang sangat peduli dengan karyawannya. Ini bukan tentang mengganti Duos dengan Al. Ini tentang menghilangkan hambatan sehingga kami dapat berbuat lebih banyak dengan Duos luar biasa yang sudah kami miliki," kata Luis.
Menurut Luis, keputusan beralih ke teknologi AI setara dengan besarnya keputusan perusahaan saat membuat aplikasi seluler. Di tahun 2012, para pengembang hanya fokus pada pendamping seluler untuk situs web, tetapi Duolingo memilih untuk membuat aplikasi seluler.
BACA JUGA:
Kali ini, Duolingo percaya dengan peralihan platform AI. Aplikasi tersebut harus membuat konten dalam jumlah yang besar dan hal ini menjadi kendala karena dikerjakan secara manual. Oleh karena itu, AI dibutuhkan untuk mempersingkat waktu pembuatannya.
"Tanpa Al, kami akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk meningkatkan konten kami agar dapat menjangkau lebih banyak pelajar. Kami berutang kepada pelajar kami untuk memberikan konten ini kepada mereka secepatnya," jelas Luis.
Unggahan Duolingo mengenai peralihan ke platform AI ini mendapatkan respons negatif. Banyak yang mengkritik tindakan perusahaan tersebut sebagai 'upaya peralihan yang terbelakang' karena tidak memperhatikan pekerja manusia. Selain itu, tak sedikit yang mengatakan bahwa mereka akan berhenti menggunakan Duolingo sebagai bentuk protes.