Bagikan:

JAKARTA – InSight, pendarat yang mempelajari tanda vital planet Mars, memberikan pandangan baru mengenai dampak hantaman meteoroid di planet tersebut. Ternyata, dampaknya lebih dalam dari yang dibayangkan.

Sebagai wahana pemasang seismometer pertama di Mars, wahana ini telah mendeteksi lebih dari 1.300 gempa mars yang disebabkan oleh retakan batu di dalam planet. Selain itu, gempa mars juga disebabkan oleh batuan luar angkasa yang terus menghantam permukaan. 

Para ilmuwan mendalami gelombang seismik yang dihasilkan gempa tersebut. Mereka mengamati kerak, mantel, dan inti planet, lalu membandingkan hasil pengamatan mereka dengan kawah tumbukan menggunakan Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) milik NASA. 

Pencarian Kawah dengan Algoritma

Faktanya, ada banyak kawah di permukaan Mars sehingga pencarian kawah yang terbentuk saat gempa akan memakan waktu. Oleh karena itu, para ilmuwan menggunakan algoritma pembelajaran mesin yang dikembangkan oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA. 

"Jika dilakukan secara manual, ini akan memakan waktu bertahun-tahun," kata Valentin Bickel, anggota tim InSight. "Dengan menggunakan alat ini, kami mengolah puluhan ribu gambar menjadi hanya beberapa gambar dalam hitungan hari. Memang tidak sebaik manusia, tetapi sangat cepat."

Bickel dan rekan-rekannya mencari kawah dalam jarak 3.000 kilometer dari lokasi InSight mendeteksi gempa. Berdasarkan rentang waktu yang ditetapkan, mereka berhasil menemukan 123 kawah baru dan 49 di antaranya cocok dengan gempa yang dideteksi seismometer. 

Getaran Kawah Lebih Dalam dari Diameternya

Ketika diteliti lebih jauh, mereka menemukan kawah tumbukan di Cerberus Fossae, wilayah yang rentan gempa. Kawah yang ditemukan para ilmuwan berdiameter 21,5 meter dengan jarak sekitar 1.640 kilometer dari InSight.

Energi seismik gempa yang dideteksi InSight ternyata lebih jauh dari yang diperkirakan ilmuwan. Kerak Mars dapat meredam gelombang seismik yang dihasilkan tumbukan. Saat meteoroid menghantam Cerberus Fossae, gelombang yang dihasilkan langsung menuju mantel planet. 

Kini, tim InSight NASA harus kembali meneliti model komposisi dan struktur interior Mars untuk mengetahui bagaimana sinyal seismik bisa sedalam itu. Padahal, jika dilihat dari diameternya saja, tumbukan di Cerberus Fossae tidak begitu besar.