JAKARTA – Para penggemar Bitcoin yang berkumpul di El Salvador pada Jumat 15 November menyatakan bahwa lonjakan nilai cryptocurrency sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS telah meningkatkan harapan mereka bahwa harga akan terus meningkat dan diadopsi lebih luas secara global.
Puluhan 'bitcoiner' lokal dan asing menghadiri konferensi Adopting Bitcoin di pinggiran ibu kota Salvador, dengan negara Amerika Tengah ini terus menggembar-gemborkan statusnya sebagai pusat promosi perdagangan mata uang digital.
Tiga tahun lalu, Presiden Nayib Bukele menjadikan El Salvador negara pertama di dunia yang menetapkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, berdampingan dengan dolar AS. Langkah ini mendapat kritikan dari Dana Moneter Internasional (IMF), yang sedang bernegosiasi dengan negara tersebut terkait pinjaman senilai 1,3 miliar dolar AS.
Bitcoin, yang diperdagangkan di atas 90.000 dolar AS pada Jumat, melonjak ke rekor tertinggi setelah Trump mengamankan masa jabatan barunya yang akan dimulai Januari. Investor melihat presiden terpilih ini sebagai pendukung kuat cryptocurrency yang akan memangkas regulasi.
BACA JUGA:
"Trump memahami dunia kapitalisme, dia akan menyingkirkan regulasi yang tidak perlu," ujar Charlie Stevens, pria Irlandia berusia 27 tahun yang telah tinggal di El Salvador selama satu setengah tahun. "Bitcoin tumbuh sangat cepat, di depan mata dunia. Dan dunia memperhatikan El Salvador," tambahnya.
Kantor Bukele belum memberikan komentar terkait hal ini.
Bitcoin, cryptocurrency terbesar di dunia, telah mengalami kenaikan tajam meskipun fluktuatif. Lima tahun lalu, Bitcoin diperdagangkan sekitar 8.000 dolar AS, dan mengawali tahun ini di kisaran 42.000 dolar AS.
Pada Januari, Wakil Presiden Felix Ulloa mengatakan kepada Reuters bahwa El Salvador tetap berkomitmen pada mata uang digital tersebut, meskipun penggunaan Bitcoin di kalangan warga Salvador masih terbatas dan terdapat beberapa masalah teknis