JAKARTA – OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan buatan di balik ChatGPT, kini tengah merancang chip internal pertamanya yang didesain untuk mendukung sistem kecerdasan buatannya.
Dalam pengembangan chip ini, OpenAI menggandeng Broadcom dan produsen semikonduktor ternama asal Taiwan, TSMC. Langkah ini sekaligus menandai upaya OpenAI untuk mengurangi ketergantungan pada chip Nvidia yang selama ini mendominasi pasar komputasi AI.
Sumber terpercaya yang dikutip oleh Reuters menyebutkan bahwa OpenAI sempat mempertimbangkan untuk membangun jaringan pabrik chip atau "foundry" sendiri, tetapi membatalkan rencana tersebut karena tingginya biaya dan waktu yang dibutuhkan.
Sebagai gantinya, OpenAI kini fokus pada desain chip internal yang didukung oleh Broadcom dan TSMC, yang dijadwalkan mulai diproduksi pada tahun 2026. Meski demikian, jadwal ini bisa mengalami perubahan sesuai perkembangan.
Broadcom memainkan peran penting dalam membantu OpenAI menyempurnakan desain chip sekaligus mengamankan kapasitas produksi melalui TSMC. Chip pertama OpenAI akan difokuskan untuk inference atau penerapan kecerdasan buatan dalam membuat prediksi dan keputusan berdasarkan data baru.
Saat ini, permintaan terbesar memang masih pada chip untuk training model AI. Namun, analis memprediksi kebutuhan chip untuk inference akan segera meningkat seiring berkembangnya aplikasi AI.
Broadcom memiliki pengalaman yang luas dalam membantu perusahaan besar seperti Google dalam penyempurnaan desain chip untuk manufaktur. Dalam sistem AI yang kompleks, di mana ribuan chip bekerja bersama, teknologi Broadcom membantu memastikan arus informasi cepat dan efisien di antara chip-chip tersebut.
Selain mengembangkan chip internal, OpenAI juga memperluas sumber chipnya dengan menggunakan chip AMD MI300X yang direncanakan akan digunakan pada platform Azure milik Microsoft.
Hal ini menunjukkan bahwa OpenAI berupaya mendiversifikasi pemasok chipnya, mengurangi dominasi Nvidia, yang saat ini memegang lebih dari 80% pangsa pasar chip AI. Keputusan ini juga didorong oleh kenaikan harga chip dan terbatasnya pasokan GPU Nvidia di pasar.
Menurut perkiraan, penjualan chip AI AMD diharapkan mencapai 4,5 miliar dolar AS pada tahun 2024, didukung oleh peluncuran MI300X pada kuartal terakhir 2023. Di sisi lain, OpenAI diproyeksikan mengalami kerugian sebesar 5 miliar dolar AS pada tahun ini dengan pendapatan sebesar 3,7 miliar dolar AS.
Biaya komputasi seperti perangkat keras, listrik, dan layanan cloud menjadi pengeluaran terbesar bagi perusahaan yang sedang berkembang pesat ini. Hal ini mendorong OpenAI untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya dan mendiversifikasi pemasok chip demi menekan biaya.
BACA JUGA:
Strategi untuk Jangka Panjang
Dengan diversifikasi pemasok chip ini, OpenAI menunjukkan keseriusan dalam membangun infrastruktur AI yang lebih efisien dan berbiaya rendah. Namun, OpenAI tetap menjaga hubungan baik dengan Nvidia.
Perusahaan ini menghindari perekrutan besar-besaran dari Nvidia untuk menghindari konflik, mengingat mereka masih memerlukan akses ke teknologi chip generasi terbaru dari Nvidia, seperti chip Blackwell.
Langkah OpenAI ini berpotensi mengguncang industri semikonduktor, terutama bagi perusahaan teknologi besar lainnya seperti Amazon, Meta, dan Google, yang juga sedang mempertimbangkan strategi serupa. Dengan kemitraan bersama Broadcom dan TSMC serta penggunaan chip AMD, OpenAI tampak berupaya menciptakan ekosistem chip yang lebih beragam, fleksibel, dan hemat biaya.
Nvidia, AMD, dan TSMC belum memberikan komentar resmi terkait perkembangan ini, sementara Broadcom tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar dari media.