JAKARTA - Pasar kripto mengalami pergerakan yang beragam menjelang akhir Oktober 2024. Bitcoin, yang sempat mencapai 69.200 dolar AS (Rp1,07 miliar), terkoreksi menjadi 65.400 dolar AS (Rp1,01 miliar).
Sementara itu, Ethereum juga mengalami penurunan dari 2.740 dolar AS atau setara dengan Rp42,6 juta, menjadi 2.470 dolar AS atau setara dengan Rp38,4 juta.
Menurut analis dari Reku, Fahmi Almuttaqin, dinamika yang terjadi di instrumen investasi berisiko seperti saham AS dan aset kripto ini menunjukkan kehati-hatian investor menjelang pemilu AS dan pertemuan Federal Reserve.
“Investor mungkin telah memulai langkah akumulasi aset yang dapat dilihat seperti dari tren aliran dana masuk/keluar instrumen ETF Bitcoin spot dalam satu dua pekan terakhir, namun untuk membuat langkah besar selanjutnya yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap pasar, mayoritas investor mungkin masih akan menantikan hasil pemilu AS,” ujarnya.
Meskipun demikian, Bitcoin menunjukkan performa yang solid dengan hashrate mencapai 700 EH/s, rekor tertinggi sepanjang sejarah. Selain itu, indikator Puell Multiple yang rendah, yaitu 0,9, menunjukkan potensi kenaikan harga yang kuat.
BACA JUGA:
Hasil pemilu AS diperkirakan akan memengaruhi arah pasar, di mana kebijakan pemerintahan baru dapat memberikan dampak pada aset-aset seperti kripto XRP atau DOGE, tergantung pada pemenangnya.
Optimisme juga terlihat di pasar saham AS, didorong oleh laporan laba kuartal III yang solid dari perusahaan seperti Tesla dan sektor teknologi lainnya.
Fahmi menyarankan investor untuk terus memantau strategi investasi mereka secara menyeluruh, baik di pasar saham maupun kripto, dengan mempertimbangkan analisis fundamental dan teknikal yang tersedia melalui fitur-fitur di platform investasi.