JAKARTA - CEO Ripple, Brad Garlinghouse, menegaskan bahwa industri cryptocurrency akan mengalami perubahan besar, terlepas dari siapa yang terpilih dalam pemilihan presiden AS mendatang.
Dalam acara 8th Annual Washington DC Fintech Week, Garlinghouse mengungkapkan pandangannya mengenai sikap para kandidat, terutama kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, terkait regulasi kripto.
Menurut Garlinghouse, pendekatan Trump dan Harris terhadap aset kripto sangat berbeda. Trump mengklaim dirinya sebagai “presiden kripto” dengan sikap yang lebih agresif, sementara Harris dan timnya mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan terukur.
Garlinghouse menyebut Harris sebagai sosok yang dekat dengan industri teknologi. Hal ini menjadikannya sebagai pilihan yang masuk akal dalam hal aturan cryptocurrency.
“Apapun yang terjadi, kita akan melihat adanya reset dan kemajuan ke depan. Kita akan meninggalkan pendekatan yang gagal dari pemerintahan Biden,” ujar Garlinghouse.
BACA JUGA:
Pernyataan ini disampaikan di tengah kritik terhadap Ripple terkait kontribusi politik kepemimpinannya. Chris Larsen, co-founder Ripple, baru-baru ini mengungkapkan donasi senilai 10 juta dolar AS (sekitar Rp155 miliar) dalam bentuk XRP untuk mendukung kampanye Harris, yang memicu reaksi negatif dari sejumlah kalangan kripto.
Meski begitu, Garlinghouse membela keputusan Larsen. CEO Ripple itu menegaskan bahwa setiap orang berhak mendukung kandidat pilihan masing-masing. Kendati Ripple memilih untuk tidak mendukung salah satu kandidat, Garlinghouse menekankan bahwa pemilihan presiden mendatang akan sangat krusial bagi masa depan cryptocurrency di AS.
Keputusan Ripple untuk tetap netral ini menimbulkan tanda tanya di kalangan komunitas kripto mengingat perusahaan ini sedang menghadapi masalah hukum dengan pihak berwenang, SEC. Siapa pun yang terpilih, baik Harris maupun Trump, diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam industri kripto.