Bagikan:

JAKARTA - Setelah mengalami peretasan yang menyebabkan kerugian sekitar 3 juta Dolar AS (sekitar Rp45 miliar) minggu lalu, korban peretasan Banana Gun akhirnya bisa bernapas lega. Tim pengembang Banana Gun mengumumkan bahwa mereka akan memberikan pengembalian dana penuh kepada 11 korban melalui kas perusahaan. Pengumuman ini mendorong harga token BANANA naik 7%, berhasil memulihkan kerugian yang terjadi pekan lalu.

Peretasan ini ditujukan kepada para veteran kripto dengan latar belakang perdagangan yang kuat atau kehadiran besar di media sosial. Para peretas berhasil mentransfer Ethereum (ETH) secara manual dari dompet korban saat mereka menerima notifikasi dari bot perdagangan Telegram. Meski memiliki basis kode independen, baik versi Ethereum Virtual Machine (EVM) maupun Solana dari bot berbasis Telegram tersebut berhasil diretas.

Namun, tim Banana Gun bergerak cepat mematikan bot, menghentikan serangan lebih lanjut. Kini, bot Banana Gun EVM dan Solana sudah kembali aktif dan aktivitas perdagangan di platform tersebut telah kembali berjalan normal.

Menurut informasi Coingape, investigasi mendalam yang dilakukan oleh tim Banana Gun, bersama para ahli keamanan eksternal, mengungkapkan bahwa peretas mengeksploitasi celah di Telegram message oracle. Celah ini memungkinkan mereka melakukan transfer manual ETH dari dompet pengguna, yang menyebabkan kerugian signifikan. Notifikasi dalam bot yang diterima pengguna saat serangan berlangsung menjadi petunjuk utama penyebab masalah.

Untuk mencegah insiden serupa di masa depan, Banana Gun telah memperkenalkan beberapa langkah mitigasi keamanan baru, di antaranya:

  1. Penundaan transfer selama dua jam untuk memverifikasi setiap transaksi.
  2. Otentikasi dua faktor (2FA) untuk setiap transfer.
  3. Peninjauan menyeluruh terhadap sistem back-end dan front-end.
  4. Penggunaan server baru untuk mendukung back-end yang lebih aman.
  5. Kerja sama dengan firma keamanan web3 terkemuka, Security Alliance, dalam investigasi ini.

Ke depan, Banana Gun juga berencana melakukan pengujian penetrasi (penetration testing) dan audit tambahan pada aplikasi web serta bot Telegram mereka.

Setelah pengumuman pengembalian dana dan perbaikan keamanan ini, harga token BANANA melonjak 7%, melampaui 39 Dolar AS (sekitar Rp591 ribu) dan mengembalikan kapitalisasi pasar ke angka 133,5 juta Dolar AS (sekitar Rp2 triliun). Kenaikan ini berhasil memulihkan sebagian besar kerugian yang terjadi pada minggu sebelumnya.