Bagikan:

JAKARTA - IBM Indonesia, salah satu perusahaan penyedia software dan hardware terkemuka di dunia, kembali menegaskan bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) tidak akan menggantikan peran manusia di semua sektor pekerjaan.

Bahkan menurut perusahaan, mayoritas CEO dari perusahaan-perusahaan dunia termasuk di Indonesia mengaku bahwa mereka harus menggunakan AI. Karena kalau tidak, maka mereka akan kalah atau tertinggal dibandingkan dengan manusia atau pekerja yang menggunakan AI.

"Jadi mereka akan kalah bersaing, demikian juga perusahaan. Jadi penggunaannya, penerapannya terus bertumbuh dengan sangat cepat, tinggal sekarang kita bagaimana mulai menemukan use cases-use cases atau penggunaan-penggunaan yang baru," kata Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih pada Senin, 26 Agustus.

Karena menurut Roy, dengan membangun use cases use cases baru, perusahaan perlahan akan menemukan fungsi dari penggunaan AI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis mereka.

"Dengan ada keberhasilan dari use cases-use cases itu, akan membuat company semakin membesarkan penggunaan penerapan AI di dalamnya. Jadi semakin nanti bahkan semakin berkembang," tambahnya.

Sehingga saat ini hal yang perlu dilakukan pemerintah dan semua pemangku kepentingan lainnya adalah dengan mempersiapkan dan mencetak talenta-talenta digital yang mumpuni dalam penggunaan, penerapan, dan pembangun AI di masa depan.

Sebuah penelitian dari Bank Dunia dan McKinsey menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital pada tahun 2030. Sementara itu, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indonesia sejauh ini baru bisa menghasilkan 100.000 hingga 200.000 talenta per tahun.

Dengan demikian, kolaborasi Pemerintah dengan pihak swasta di bidang teknologi ini memegang peranan penting dalam menggenjot lahirnya lebih banyak talenta digital.