Bagikan:

JAKARTA - Hasil survei terbaru dari Pantera Research Lab mengejutkan: perempuan yang bekerja di industri kripto di Amerika Serikat kini mendapatkan gaji sekitar 15% lebih tinggi dibandingkan rekan pria mereka. Median gaji tahunan untuk perempuan yang bekerja penuh waktu di sektor ini mencapai 172.000 Dolar AS (sekitar Rp2,7 miliar), sedangkan pria hanya memperoleh median gaji 150.000 Dolar AS (sekitar Rp2,4 miliar).

Perbedaan ini menandai pergeseran signifikan dari kesenjangan upah gender yang biasanya terjadi di banyak sektor lainnya. Di perusahaan non-kripto di AS, perempuan umumnya hanya menghasilkan 84 sen untuk setiap dolar yang diperoleh pria. Namun, di industri kripto, perempuan justru memperoleh 1,15 Dolar AS (sekitar Rp18.693) untuk setiap dolar yang diperoleh pria.

Salah satu faktor yang mungkin berkontribusi terhadap gaji yang lebih tinggi bagi perempuan di sektor kripto adalah pengalaman kerja yang lebih lama. Rata-rata, perempuan memiliki pengalaman 5,3 tahun di perusahaan kripto, sementara pria rata-rata hanya 4,5 tahun. Selain itu, perempuan lebih banyak menduduki posisi tingkat menengah hingga senior, sementara pria cenderung berada di posisi entry-level saat mereka baru masuk ke industri ini.

Meski tren ini terlihat positif, para peneliti di Pantera memperingatkan bahwa tantangan bagi perempuan di industri ini masih ada, terutama dengan minimnya perwakilan perempuan di posisi kepemimpinan puncak. Laporan dari Forex Suggest mengungkap bahwa hanya tiga dari 50 CEO kripto terkemuka pada tahun 2023 yang merupakan perempuan, menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk meningkatkan keragaman dan inklusi gender di dunia kripto.

Dikutip dari Crypto News,  para peneliti Pantera, Matt Stephenson, Ally Zach, dan Nick Zurck mengatakan, “Analisis kami menemukan bahwa perbedaan upah gender di antara karyawan kripto adalah kebalikan dari yang biasanya terjadi. Upah yang relatif adil di industri kripto menunjukkan langkah menuju kesetaraan gender yang lebih besar, menandai tren progresif di bidang yang relatif baru ini.”

Survei Pantera melibatkan 502 karyawan penuh waktu di Amerika Serikat, dengan data dikumpulkan antara 4 Juni hingga 20 Juli 2024 melalui berbagai jaringan profesional dan saluran komunikasi.