Bagikan:

JAKARTA - Seluruh dunia tengah dihebohkan dengan berita tentang pemadaman TI global perangkat Windows, yang berdampak pada ribuan entitas bisnis di seluruh dunia, termasuk bandara dan perbankan. 

Sudah diketahui juga bahwa hal ini disebabkan oleh masalah pembaruan perangkat lunak yang dirilis oleh vendor keamanan siber Crowdstrike.

Berdasarkan pernyataan resmi baik dari Microsoft atau CrowdStrike, ada sekitar 8,5 juta perangkat yang terdampak akibat pemadaman yang terjadi sejak 19 Juli ini. 

Pada tahap ini,  Head of Threat Research di Kaspersky, Alexander Liskin, mengatakan bahwa sulit untuk memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki masalah tersebut. 

“Kesulitannya terletak pada kenyataan bahwa ketika masalah tersebut terjadi, setiap perangkat (komputer, laptop atau server) harus di-boot ulang ke mode aman secara manual; ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan alat manajemen,” katanya dalam sebuah pernyataan. 

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa masalah ini memang merupakan masalah yang sangat serius yang telah mempengaruhi banyak proses, termasuk pada infrastruktur penting.

Menurut Liskin, untuk menghindari situasi seperti itu, vendor keamanan informasi harus sangat bertanggung jawab terhadap kualitas pembaruan yang mereka rilis. 

Kemudian, dia juga menambahkan pentingnya untuk mematuhi prinsip rilis pembaruan yang terperinci. Artinya, pembaruan tersebut seharusnya tidak didistribusikan secara global secara bersamaan. 

“Namun secara bertahap, sehingga jika terjadi kegagalan yang tidak terduga, dapat dilokalisasi dan diperbaiki dengan cepat,” ujarnya lebih lanjut. 

Selain itu, Liskin juga menegaskan perlunya perusahaan perangkat lunak untuk memantau dan segera merespons situasi apa pun dengan segera menghentikan pembaruan.

“Pemecahan masalah menjadi prioritas di seluruh tingkatan perusahaan. Seperti semua insiden dunia maya, penting untuk tidak hanya menghilangkan kerusakan yang terlihat, namun juga menemukan dan memperbaiki akar permasalahan untuk mencegah insiden serupa di masa depan,” pungkasnya.