Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan, sudah ada 44 instansi yang datanya sudah di migrasi akibat dari serangan ransomware yang menyasar ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

Sedangkan data dari 238 instansi lainnya, dari total 282 instansi yang terdampak masih dalam proses monitoring, karena menurut Nezar, mereka tidak memiliki backup data.

“Kita berharap pemulihannya bisa lebih cepat dan melakukan migrasi data pemulihannya karena ransomware itu dia encrypt data,” kata Nezar usai diskusi publik yang bertajuk Menyiapkan Regulasi AI yang Bertanggungjawab dan Terpercaya untuk Indonesia pada Rabu, 26 Juni di Jakarta. 

Kendati demikian, Wamekominfo Nezar menekankan bahwa hingga saat ini belum ada ancaman untuk membocorkan data tersebut ke situs gelap dari pelaku serangan.

“Jadi memang masuknya ransomware dari berbagai macam cara. Ada yg memang istilahnya dengan sengaja dilakukan emang dia datang flashdisk di inject ransomware atau malware. Ada juga yg disebarkan lewat link dan sebagainya lalu terinfeksi,” sambungnya. 

Diketahui adanya gangguan sistem layanan PDNS ini terjadi sejak Kamis, 20 Juni kemarin. Lamanya proses pemulihan ini karena selain memigrasi semua data yang ada, tetapi juga memastikan tempat migrasinya aman.

“Untuk migrasi itu, kita harus pastikan di tempat mendarat yang baru itu juga clean. Nah, ini nggak main-main,” ujar Nezar.

“Jadi memang ini harus hati-hati dan yang paling penting adalah layanan-layanan publik yang prioritas itu sudah bisa berjalan lagi,” tandasnya.